Tuesday, June 10, 2008

Jalan Menuju Sufi

Akhir2 ini sering mati lampu di Depok. Mending kalo mati lampunya malam atau dini hari, tapi biasanya mati lampu dari pagi ampe sore, walaupun ga terus2an, tapi kadang2 nyala 1 jam terus mati lagi 3 jam. Sebel deh.
Hari Sabtu kemarin, lampu mati lagi. Aduh, mana lagi males keluar rumah (dengan alasan macettt dimana2), jadilah aku terperangkap di rumah sendiri.
Mau beres2 rumah males, mau masak lagi ga mood, mau tidur kepanasan, yah akhirnya pasrah dengan melakukan kegiatan yang beberapa waktu lalu wajib kudu harus dilakukan, yaitu membaca buku!
Halahhhh, kok ya males banget ya untuk memulai membaca buku teks.
Udah gitu baru beberapa halaman langsung berasa mulai ngantuk, apalagi ada istilah yang aku lupa apaaa gitu ya artinya.

Buku teks yang aku baca adalah buku tentang sejarah Indonesia modern.
Di halaman2 awal, udah ada kata2 “kaum sufi dianggap sebagai kaum yang bertanggung jawab dalam penyebaran agama Islam”. Aku familiar dengan istilah itui tapi kok mendadak lupa apa itu definisi kaum sufi.
Ah, sms Rofii aja deh, soulmate-ku ketika lagi sama2 menimba ilmu di Law Faculty-nya Melbourne Uni, untuk tanya apa sih kaum sufi itu?
Ga berapa lama, Rofii membalas sms-ku itu dengan telefon.
Kalimat yang muncul dari seberang sana adalah: “Wah, tumben nih tertarik ama dunia Islam. Dalam rangka apa pengen tau tentang kaum sufi?”
Ih, sebel! Aku jawab, “Dalam rangka bete nih mati lampu, trus baca2 buku yang ngebahas kaum sufi, dan mendadak aku lupa siapa itu kaum sufi.”
Lalu, mengalirlah cerita tentang sufism, berikut tasawuf dan tarekat yang menjadi kegiatan dan organisasi kaum sufi. Intinya sih, kaum sufi itu adalah kaum yang selalu ingin mendekatkan diri dengan Allah, dengan cara selalu berdoa (panjang deh kalo diceritakan secara rinci dan mendetail).
Di akhir telefonnya, Rofii menasehatiku, “makanya, kalo mau hidup tentram, contoh dong gaya hidup kaum sufi”. Dalam hal ini adalah gaya hidup yang lebih banyak pasrahnya (walaupun pakai logika juga dong ah), sering2 melakukan meditasi dan instropeksi diri, menahan hawa nafsu, dll dll deh…

Kalo dipikir2, emang bener apa yang dijelaskan Rofii panjang lebar, tapi menjalaninya merupakan suatu tantangan yang berat. Semua itu kan harus dilatih, harus dibiasakan dari sekarang. Moga2 di masa yang akan datang, aku juga bisa jadi -apa ya- bukan kaum sufi sih (karena kriteria2nya juga cukup berat buatku yang -mengutip istilahnya Dina- adalah seorang ‘muslim otonom’ hehehe), tapi jadi orang yang lebih baik lagi dibandingkan sekarang.

Perjalanan ke Lampung

Sebenarnya sih, selalu ada cerita yang bisa dibagi. Tapinya, secara kegiatanku udah ga lagi terfokus untuk jalan2, maka ya gitu deh… garing2 aja.
Kayaknya kalo yang diceritain cuman wisata kuliner aja, ntar dibilang ga punya sense of crisis lagi hehehe…
Jadinya, sekarang aku mau berbagi cerita perjalanan ke Bandar Lampung aja deh, terbatas pada perjalanannya lho, ga termasuk kegiatan2 kantor yang membosankan.
Waktu tempuh Jakarta-Lampung dengan pesawat cuman 35 menit. Take-off dari Jakarta, ga lama kemudian udah berada di atas air, alias Selat Sunda sepanjang perjalanan. Begitu kelihatan deretan pohon2 kelapa sawit, 5 menit kemudian pesawatnya mendarat. That’s it! Aduhhhh, kok ya lebih lama perjalananku dari Depok ke Juanda ya daripada dari Jakarta ke Bandar Lampung . Bandar udaranya terletak in the middle of nowhere, dimana sepanjang mata memandang cuman bisa capture rumput2an dan pohon2 kelapa sawit. Well, apa emang bandar udara yang ada di kota2 kecil di Indonesia kebanyakan seperti itu ya, secara di Malang bandara-nya juga model2 kayak gitu.

Nah, sekarang perjalanan balik dari Bandar Lampung ke Jakarta. Langit mendung, tapi udaranya panasss banget. Apa semua langit di Indonesia kebanyakan berwarna kelabu ya? Secara kalo di Oz, selalu melihat warna langit yang biru jernih. Take-off langsung ada di atas Selat Sunda dan berada di atasnya selama kurang lebih 30 menit, sembari memandangi air yang beriak tenang. Menjelang masuk Jakarta, wah… pemandangan baru nih untukku. Dari pesawat, aku bisa lihat ada beberapa tower (yang aku duga adalah apartemen) plus beberapa blok perumahan. Hmm, ada perumahan baru di pinggir pantai. Perbatasan antara darat dan air susah dilihat dengan jelas dari atas pesawat (hiperbol mode on hehehe), secara warnanya hitam semua… pasir pantainya kelitahan suram, begitu juga warna airnya. Susah mau bilang kalo Jakarta itu indah, walaupun ada bangunan2 baru di sekeliling pantai dan air hitam.

Monday, May 26, 2008

update...

wah, sebenarnya bukan maksud hati mau bermalas2an update blog, tapi apa daya... secara di kantor ga sempet update, di rumah juga belon langganan internet, maka ya gitu deh... acara update blog jadi bukan sebuah prioritas.

but live goes on, dan ada banyak hal yang perlu dicatat di dalam diary :).
1. dhevi udah buka jaitan diatas bibir. ada bekasnya, sempat ada keloidnya juga. tapi berkat saran teman2 dan sodara2 yang banyak memberi perhatian dan doa untuk dhevi, akhirnya aku pakai salep madecassol yang terbukti cukup efektif untuk melenyapkan keloid. tapi bekas jaitan masih tetep keliatan. yah, moga2 bisa hilang deh dalam hitungan 4 tahun, secara bekas jaitan operasi sesar-ku udah mulai terlihat samar2 setelah 4 tahun.

2. deana, ga jelas deh apakah dia senang atau sebal masuk sekolah TK-nya yang sekarang. kadang2 pagi nangis dan mogok berangkat sekolah (walaupun akhirnya pergi juga sih), kadang2 malah bersemangat pergi sekolah. apa karena harus pergi sekolah tiap hari ya, jadinya dia bosen ada di lingkungan sekolah?
semenjak masuk TK islam, alhasil deana jadi hafal doa sehari2. enak ya jadi anak kecil, gampang banget hafal ini itu dan belajar bahasa lain. di melbourne bisa bahasa inggris, di depok jadi lancar lagi bahasa indonesianya, plus hafal doa2 yang pake bahasa arab.

3. kegiatanku (dan mufti, tentunya) di kantor garing2 aja.
kerjaan yang kejar tayang yang seolah2 selalu ada, membuat kadang2 terpaksa pulang lebih sore, atau membawa kerjaan itu ke puncak. ke puncak alasannya biar lebih fokus gitu, ga diganggu2 ama urusan kerjaan lain, padahal sih malah bikin capek, secara seluruh waktu kita habis buat ngurusin kerjaan, bahkan tidur aja kadang2 bisa lewat tengah malam. gaya hidup yang ga sehat!

4. aku dapet tugas dinas ke jawa timur (wah, akhirnya, setelah 8 tahun kerja di bps, aku dapet giliran tugas dinas lho!), dalam rangka penyuluhan hukum.
secara ada rapat koordinasi di batu-malang, akhirnya kakiku tidak terjejakkan di surabaya, tapi langsung ke malang... yuhuiii... sekalian nengokin ortu deh ceritanya.
ga lama sih di malang, cuman 2 hari, dan sempat tidur di bango semalam.
sebelum pulang balik ke depok, sempat mau beli bensin di pom bensin yang dekat smp-ku dulu.
wah, ternyata stok bensin sudah habis. terpaksalah aku pergi ke pom bensin yang lebih jauuuuh lagi dan ternyata pakai antri pula selama 20 menit sebelum akhirnya bisa isi bensin.

haduh, kok makin ga nyaman ya menjalani hidup di indonesia.
mana macet, semua2 mahal.
juga ga sempat jalan2 sekeluarga pula kalo weekend. alasannya, ya itu tadi, kalo ga karena males pergi2 karena macet ya yang pasti apa2 berasa mahal hehehe...
kontras banget ama di melbourne, yang kalo weekend lagi ga punya duit-pun, masih bisa merasakan jadi manusia yang bahagia dengan duduk2 di library, taman kota atau sekedar jalan2 menghirup udara segar tanpa bau asap rokok/knalpot.
yah sudahlah, nasib tinggal di negara berkembang hehehe...

Thursday, April 03, 2008

dhevi jatuh dari sepeda

sabtu 29 maret, sore hari.
dhevi dan deana lagi seger2nya karena baru bangun dari tidur siang.
ada mertua yang nginep dari bintaro sejak seminggu sebelumnya.
ada kakakku juga dateng dari tangerang.

karena udara yang panas (halahhh... emang kapan sih depok udaranya dingin di sore hari? walaupun hujan seharian masih juga berasa panas!), jadinya pada ngobrol2 di teras luar.
dhevi dan deana main2 sepeda di halaman.

awalnya sih aku udah janji untuk memperbolehkan dhevi pakai sepeda ke luar rumah. mufti bilang, ga boleh, ntar aja, nunggu ada yang nemenin. tapi akhirnya dhevi pergi juga pakai sepeda ke luar rumah.
pas on the way balik ke rumah, mufti sempat lihat dhevi agak ga stabil bawa sepedanya. yah, maklum, jalan di sekeliling rumah kan ga semuanya di-aspal. alhasil, jatuhlah dhevi dari sepeda.

kupikir yah biasalah jatuh dari sepeda. paling luka di lutut atau siku tangan. tapi kok dhevi nangis sambil nutupin daerah hidung ya? aku pikir, mimisan... ternyata pas aku liat, olalaaa... bibir atasnya robek! haduh, kok ya ada2 aja kecelakaannya.

ga pikir panjang, kami langsung membawa dhevi ke rumah sakit.
masuk ke emergency unit, dan langsung ditangani oleh suster buat membersihkan luka2nya.
setelah itu dokternya datang dan observasi kondisi dhevi. dokternya bilang bahwa prosedur medisnya adalah bagian bibir (luar dan dalam) dibius lokal dan dilanjutkan dengan menjahit bagian bibir yang robek.

pas dibius sih biasa aja, ga nangis.
giliran mulai dijahit, baru teriak2 sakit. totalnya ada 4 jahitan di luar dan 3 jahitan di dalam bibir.
sesudahnya, dhevi masih harus di-imunisasi tetanus, supaya ga kejangkit penyakit2 yang lain (halah, aku ga ngerti itu tetanus buat mencegah penyakit apaan aja).

sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit, mufti cuma bilang ke dhevi, "this is all your fault dhevi because you are careless. next time you must be careful."
yah, moga2 next time dhevi bisa lebih hati2 dalam melakukan berbagai hal.

hari selasa, aku anter dhevi ke rumah sakit lagi untuk kontrol jahitan. alhamdullillah jahitannya udah bagus dan kering, dalam arti ga keluar darah/nanah.
insyaallah hari minggu besok bisa dilepas jahitannya.
moga2 bekas jahitannya bisa hilang.

ada ide ga, apa ada krim yang bisa menghilangkan bekas jahitan gitu? share with me yaaa...

Monday, March 31, 2008

angka 6

mumpung lagi sempet cerita, mau cerita aja tentang pengaruh angka 6 buatku.
aku bukannya orang yang hobi mengkait-kaitkan nomer dengan kejadian di dunia nyata. tapi entah kenapa, angka 6 itu selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan buatku khususnya untuk masalah ruang kerja, paling tidak dalam 7 tahun terakhir ini.
jamdul, ngantor di bps, yang ada di jl. dr. sutomo nomer 6, ngepos di gedung nomer 6 lantai 6.
pas menuntut ilmu di ialf, tempat kursusnya ada di lantai 6.
giliran kuliah di melbourne law school, kok ya passs banget itu graduate school-nya ada di lantai 6.

lebih jauh lagi, bukan cuman angka 6 yang akrab dengan hari2ku, tapi berkembang menjadi angka 46.
dulu, milih notel hp tanpa ada perasaan apa2, karena emang notel yang tersedia cuman itu, jadilah memilih nomer hp yang berakhiran 46. berlanjut ke pemilihan bank di kantor yang mengharuskan pakai bank yang bernomor 46. ga berhenti sampai di situ, tanggal pernikahan yang jatuh di tanggal 4 juni, yang bisa dituliskan jadi 46, plus suami yang anak ke 4 dari 6 bersaudara, berhubungan dengan 46 juga kan...
yah sudah deh, rasanya kok ya keterkaitanku dengan angka 6 atau 46 itu kuat banget.

tapi memang ga selamanya harus berhubungan dengan angka 6.
setidaknya sekarang aku udah pindah lantai, yang dulunya di lantai 6 sekarang di lantai 7 (walaupun untuk yang lain2nya teteuppp... selalu 6).
buatku sih, angka ya tetaplah angka.
mungkin ada yang bilang kalau 6 adalah angka hoki atau apalah, tapi aku sendiri juga ga tau apa hokinya. yang jelas, selama aku ga terganggu dengan angka2 tersebut, ga jadi masalah kan...

Wednesday, February 27, 2008

Ngantor lagi

18 February 2008.
Back to my old habitat!
Ngantor lagi. Sementara Mufti masih di rumah, karena memang cutinya masih panjang, masih sampai Juli 2008 (tapi sekarang udah mengajukan permintaan aktif kembali di kantor).
Naik kereta 710 lagi, nge-bajaj atau nge-ojeg, pulang jam 1629, menjadi rutinitasku lagi. Balik lagi ke Biro Kepegawaian dan Hukum BPS yang sudah menjadi ’rumah kedua’ku dari tahun 2000.
Ketemu lagi dengan teman2 lama dan ada beberapa teman2 baru, saling bertukar kabar, makan siang di kantor.
Yah, gitu deh... ritme hidupnya back to monoton!
Wish me luck, wish me can survive!

Akhirnya lulus juga

Akhir January, sesuai waktu yang dijanjikan oleh pihak fakultas, paper terakhirku keluar nilainya. Yeaahhh... akhirnya lulus juga!
Kerja keras yang dari kursus di IALF, yang memaksaku harus bangun jam 4 tiap hari karena harus naik kereta ekonomi jam 0540 (kadang molor dan baru berangkat jam 06 kurang dikit) untuk bisa sampai di Manggarai jam 0630 untuk kemudian sambung bis/ojeg ke IALF untuk mengikuti kursus mulai jam 0700.
Siangnya juga harus pakai kereta ekonomi untuk pulang. Dan kegiatan itu berlangsung selama 6 bulan.

IAP di Melbourne Uni selama 6 minggu.
Dan masuk kuliah rutin setelahnya selama 1.5tahun.
Kerja otak yang sangat2 melelahkan.
And I’ve done it! I’ve done it and I’m so happy about finishing my study.

I would like to say thanks to:
God, who is always so very kind to me and always helps me and makes my wish come true.
My parents (papa, mama & mamah), for your love and kindness.
Mufti, thanks for all the great moments. Look how far we’ve came for 6.5 years!
Dhevi and Deana, you the reason I’m strong!
Seluruh keluarga dan teman2ku yang –haduh- daftarnya bakalan panjang banget deh kalo diuraikan satu persatu. Yang jelas, tanpa ada support dari semua orang di sekelilingku, aku bakal merasa merana seorang diri. Thank you for all of your supports and attentions, from the bottom of my heart, I must say that I really really really appreciate it!

Ke Malang

Setelah segala sesuatunya di Depok sudah settle, kami sekeluarga memutuskan untuk pergi ke Malang, sebelum aku dan Mufti back to office dan Dhevi dan Deana masuk sekolah.
Kami menumpang pesawat Adam Air ke Surabaya. Pesawat sempat ditunda 2 jam dengan alasan pesawatnya lagi dipakai untuk melayani trayek perjalanan yang lain. Hmm, telat kok ya 2 jam. Ga professional banget deh.

Perjalanan Surabaya – Malang sudah berbeda dengan perjalanan yang pernah aku lalui bulan Mei 2006. Luapan lumpur Lapindo menghambat perjalanan kami di ruas jalan tol Porong. Itu menyebabkan si sopir harus mengambil jalan memutar ke kampung2 yang jalanannya sebenarnya hanya cukup untuk 1 mobil. Jadi kalo ada mobil dari arah yang berlawanan, yah, si sopir kudu extra hati2 dan melambatkan laju kendaraan. Alhasil, setelah 2.5jam kami baru sampai di Malang, padahal waktu normalnya cuma 1.5jam.

Haduh, kalo liat perkampungan yang tersulap jadi lautan lumpur, jadi kepikiran ama nasib para penduduk yang dulu tinggal di situ; yang notebene bukan orang2 kaya yang punya banyak pilihan untuk melakukan berbagai hal. Moga2 saja mereka bisa tetap bertahan hidup.

Di Malang, acaranya kebanyakan hanya di rumah Bango 15 aja. Males mau kemana2. Hari pertama ke makam Arwin, mengingatkanku pada kesedihan setahun yang lalu saat kakakku kecelakaan di laut Sendang Biru. Kunjungan ke rumah keluarga hanya kami lakukan ke rumah Om Ali.

Kami sempat juga ke Agro Wisata, tempat wisata di kota Batu yang bisa petik apel sendiri di kebunnya. Tapi ya ampuuun... itu tempat wisata sungguh2 mengecewakan. Secara acara memetik apel adalah komoditas yang dijual, seharusnya komoditas itu dikemas sedemikian rupa semenarik mungkin. Ternyata yang kami dapati hanyalah kebun apel yang berbuah kecil2 dan buat kami sih tidak layak di petik apalagi dimakan. Mau komplen? Halah... di Indonesia gitu lho... paling juga cuma dapet senyuman, ga dianggap masalah serius.

Setelah 8 hari kami menghabiskan waktu di Malang, tiba juga waktunya balik ke Depok. Kami memutuskan memakai penerbangan langsung dari Malang ke Jakarta.
Sehari sebelum pulang, Mas Haris (kakakku) nelfon dan mengabarkan tadi pagi pesawat Sriwijaya Air yang terbang dari Jakarta menuju Malang terpaksa mendarat darurat di Surabaya karena ada kerusakan mesin. Haduh, kok ya perasaanku jadi ga enak ya.

Hari Sabtu (26 January 2008), cuaca di Malang benar2 ga bersahabat. Hujan disertai angin. Sungguh cuaca yang ga nyaman untuk terbang.
Diantar tante Nuning ke Bandara, ternyata belum ada kepastian jam berapa pesawat dari Jakarta akan datang. Alhasil, setelah ditunda selama 2.5jam, pesawat kami alhamdullillah bisa berangkat.
Tetap perasaanku belum nyaman.
Suara mesin pesawat yang kasar, sound system yang hilang muncul sehingga pengumuman dari pramugari harus sering2 diulang (haduh, deg2an kan, sound system-nya aja tidak bisa berfungsi baik, apalagi mesin pesawat), beberapa kali mengalami guncangan di udara, dan landing yang kurang smooth, membuatku amat sangat bersyukur alhamdullillah ketika akhirnya bisa menghirup udara di luar pesawat.

Sepertinya untuk 1 atau 2 tahun ke depan, aku ga mau ke Malang pakai pesawat deh. Moga2 di masa yang akan datang, pelayanannya maskapai penerbangan bisa lebih baik dan tidak membuat jantung berdebar2.

1 Januari 2008

Biasanya kalo awal tahun, aku selalu membuat resolusi.
Tapi karena begitu sibuknya, aku sampai ga kepikiran mau apa ya tahun ini.
2005 resolusinya dapet beasiswa. Alhamdullillah kesampaian.
2006 resolusinya pengen sekolah di Melbourne Uni. Kesampaian juga.
2007 resolusinya pengen dapet nilai H1. Kesampaian juga.
Selama 3 tahun terakhir ini, selalu saja resolusinya berhubungan dengan target2 sekolah dan alhamdullillah semuanya kesampaian.
Untuk yang 2008 ini, resolusiku sederhana saja... Aku mau bikin resolusi yang down to earth, yang ga neko2.
Secara pas di Melbourne berat badanku sempat naik drastis (akibat makan melulu di musim dingin, soalnya kalo ga makan ga bisa mikir), maka tahun 2008 ini aku berencana untuk bisa menurunkan berat badan, paling ga ya 5kg gitu deh.
Moga2 bisa ya...

Adaptasi lagi di Depok

Tepat jam 0050 (udah tanggal 31 December 2007), pesawat dari maskapai Singapore take off tepat waktu. Prediksi bahwa anak2 yang bakal merepotkan karena kami terbang malam, alhamdullillah tidak terjadi. Begitu duduk, Dhevi dan Deana langsung dapat mainan dan mereka asyik dengan mainannya. Terbang baru 30 menit, dapat snack dan juice. Seusai makan, Dhevi dan Deana sempat nonton Dora sebentar, dan kemudian baru bisa tidur.
5 jam kemudian, para pramugari sudah menyajikan sarapan untuk kami, dan 2 jam kemudian kami sampai di Singapore untuk transit 2 jam.
Waktu 2 jam tidak begitu terasa, karena ada fasilitas internet gratis di bandara. Sementara anak2 bisa lari2 kesana kemari sesuka hati mereka.
Sesuai waktu yang tertera pada tiket, kami terbang menuju Jakarta.
Sama seperti perjalanan dari Melbourne – Singapore, begitu duduk anak2 langsung dapat mainan dan breakfast (lagi!).
Tanpa delay dan on time, alhamdullillah kami sampai di Jakarta dengan selamat, tak kurang suatu apapun.

Sesampainya di Jakarta, kami langsung bisa merasakan udara panas, lembab dan lengket di sekujur kulit. Langit mendung tanpa ada hembusan angin. Mungkin cuma 27 derajat (compare to Melbourne yang saat summer bisa 42 derajat), tapi keringat yang keluar dari pori2 kulit membuat tubuh jauh dari rasa nyaman.
Tapi, anyway, welcome back to Jakarta!

Perjalanan Jakarta – Depok yang memakan waktu 2 jam, benar2 menyebalkan!
Karena Daud (kakaknya Mufti) yang menyetir mobil, sempat salah masuk jalan dan alhasil kena tilang. Walau Daud ngotot dan berdalih tidak ada papan penunjuk yang menyatakan mobil dilarang lewat, tetap saja uang Rp50ribu itu masuk ke celengan petugas kepolisian (apa lagi nyari bekal buat acara malam taun baru ya?).
Ah sudahlah, aku harus kembali mengingat2 segala kebiasaan yang ada di Indonesia, dan di urutan paling atas, harus diingat bahwa ‘uang adalah segalanya’.
Mungkin aku salah mengatakan bahwa polisi itu mata duitan, tapi yang jelas, uang Rp50rb itu telah keluar dari dompetku tanpa ada bon/nota/memo tanda terima, hanya supaya STNK mobil tidak ditahan oleh polisi dan mobil kami boleh lewat.

Sampai di Depok, duh senengnya liat rumahku lagi.
Rumah yang ada halamannya (compare to cumming street yang hanya flat dengan sedikit balkon), dan sepertinya hanya rumah inilah yang membuatku berkeinginan kuat untuk pulang kembali ke Depok.
Alhamdullillah rumahku dirawat rapi oleh om Joko dan tt Titik yang rela dan ikhlas menempati rumahku walau mereka dapat jatah rumah dinas militer. Hasilnya, aku ga perlu repot2 membersihkan rumah. Segala sesuatunya teratur rapi, bahkan tembok juga di-cat ulang dan jok kursi diganti (haduh, padahal ketika aku mau berangkat ke Melbourne, jok kursi itu juga sudah mulai rusak/robek akibat buat loncat2an Dhevi dan Deana).

Malam pertama tidur, masih berasa kurang nyaman. Apalagi pas jam 12 malam, bunyi petasan membahana di mana2. Oh iya ya, malam pergantian tahun sih, mungkin semua penduduk kampung di sekitarku pada menyalakan petasan dan membuat suasana berisik. Well, Happy New Year 2008!

Refleksi kehidupan di Melbourne

Duh, udah 2 bulan berlalu dari terakhir kali meng-update blog.
Terakhir cuman sempat menulis tentang hari2 terakhir di Melbourne yang memacu jantung bekerja ekstra. Mulai dari ribetnya hari2 menjelang submit paper terakhir; meyortir barang antara yang mau dibawa/dikirim ke Depok, dijual atau dibuang, yang sepertinya never ending story; ngurus kargo; ngurus2 pemutusan listrik, air, gas dan telefon; sampai urusan nutup rekening bank dan kartu kredit.
Itu ‘cuma’ urusanku aja.
Urusannya Mufti, Dhevi dan Deana juga ga kalah panjang.
Mufti yang harus mengajukan permohonan berhenti dan terpaksa juga harus cari ganti orang; ngurus2 rekening bank (juga); ngurus tax return (thanks God, untuk urusan ini udah diserahkan sepenuhnya ke Ken); ngurus jual beli mobil, termasuk nyari bengkel yang bisa sekalian ngurus surat layak jalan kendaraan; sampai berujung pada makan malam bersama bos & keluarganya.

Dhevi yang harus tampil di acara sekolah (baik group ataupun individu), untuk menyanyi, menari, dan bahkan untuk keyboard performance (halah, belajar keyboard juga cuma seminggu sekali itupun 30 menit aja, tetep kudu ikutan performance!).

Deana ga gitu ribet. Tapi secara sebelum pertemuan di session terakhir itu Deana ultah, maka aku minta gurunya untuk sekedar tiup lilin di sekolah,cuma sebagai pertanda Deana sudah 4 tahun. Di akhir session, idem dengan Dhevi, ada sebuah performance operet Natal di kindy. Menyanyi dan menari merupakan acara utama dalam acara tersebut yang ditutup dengan acara ramah tamah dengan guru dan sesama orang tua murid.

Dan untuk kami ber-4, segala riuh rendah dan suka duka hidup di Melbourne selama 19 bulan untukku (dan 17 bulan untuk Mufti, Dhevi dan Deana) diakhiri dengan acara farewell party yang diselenggarakan di rumah Melon oleh semua temen2 Law angkatan winter 2006 dan 2 orang teman dari fakultas lain. Sebagian perasaanku menyiratkan rasa senang, terharu dan bangga karena akhirnya semua masalah di Melbourne bisa aku lalui, sementara sebagian besar perasaanku yang lain menyimpan rasa sedih untuk meninggalkan indahnya masa2 sekolah. Juga terbesit rasa kasian buat anak2 karena udah kebayang bahwa di Indonesia mereka akan sekolah di bawah tekanan harus ini dan itu demi mewujudkan target sebuah kurikulum.

Setelah menjalani sekolah di luar negeri dengan membawa keluarga, ternyata bukanlah hal yang sulit, walaupun juga bukan hal yang mudah.
Sulit, karena aku dan Mufti harus bener2 saling menjaga dan mengurus anak2 kami tanpa bantuan orang lain; untuk segala hal. Tapi seiring berjalannya waktu dan karena telah terbiasa, semuanya itu ga jadi masalah. Malah kami merasa senang bisa sering2 kumpul ama anak2 dan tau bagaimana mereka tumbuh dan berkembang dalam pengawasan kami. Kalau dulu sering dengar kata2 ’apa sih yang ga dikasih kalo buat anak’, nah, pada saat2 kami di Melbourne inilah kata2 itu bukan cuma sekedar menjadi pemanis bibir. Alhamdullillah, kami tidak hanya memberikan sandang, pangan dan papan yang layak bagi anak2 kami, tapi juga kami mampu memberikan hampir seluruh perhatian kami untuk anak2 kami. Karena, ternyata kehidupan kantoran di Jakarta membuat kami hanya memiliki sisa waktu yang tidak berkualitas untuk anak2. Dengan berbagai alasan terkadang kami sampai rumah dalam keadaan yang ’menyedihkan’. Capek (baik di jalan atau di kantor) adalah alasan yang seringkali terlontar ketika sebenarnya anak2 ingin mengobrol.

Kebayang deh, sepertinya kalau sudah sibuk ngantor, bakalan merindukan lagi masa2 seperti di Melbourne. Masa2 dimana harus bangun pagi2 dan harus ngurusin keperluan anak2 menjelang sekolah, masak, ke kampus, pulang kampus juga masih harus ngurusin rumah dan segala macemnya, dan malam hari masih harus baca buku/paper/jurnal. Masa2 yang penuh tekanan tapi juga sangat menyenangkan.

Hmm..., I really really gonna miss that moments. Although I may be too naïve to say that these were the best days of ours, but I think I will take a chance if God gives me another opportunity to repeat these moments.

Dan ketika hari mulai gelap di tanggal 30 December 2007, itulah menit2 terakhir kami di Melbourne. Aku merasa terharu ketika teman2 senasib seperjuanganku datang untuk menyampaikan selamat jalan dan semoga sukses di kehidupan selanjutnya. Duh, rasanya separuh hatiku tertambat di cumming street.
But live will go on, and I know that we all will be okay.
Good bye Melbourne, wish I could come back again someday!

Friday, December 28, 2007

siap2 pulang!

wah... finally 19 bulan sudah aku di melbourne...
jadi mahasiswa menuntut ilmu di fakultas hukum universitas melbourne.
begitu banyak memori yang terungkap; sedih, senang, bete, frustrasi bahkan terkadang hopeless menghadapi kuliah yang haduuuh... ternyata bukan benar2 duniaku, terpadu dengan senangnya bisa tinggal di luar negri dengan menggunakan fasilitas beasiswa ;).

'tugas' lain yang harus aku lakukan ternyata ga cuman jadi mahasiswa yang tugasnya belajar doang. masih ada tugas ngurusin baju2 kotor, masak, beres2 rumah dan juga nganter2 anak sekolah. meminjam istilahnya dina, yang berarti kita lagi menimba ilmu di school of mothering, housekeeping and culinary studies, in the university of heaven!

melbourne, i like it so very much but the weather and the assignments!
cuaca yang bener2 ajaib, dimana terkadang dingin di pagi hari tapi berlanjut dengan hujan dengan udara panas di siang atau sore harinya. atau angin yang kalo winter bener2 menusuk tulang dan kalo summer bikin kulit terbakar (bahkan kadang2 bikin mimisan).
assignments yang tiada berhenti... lepas dari sebuah reading material, sudah menanti sebuah paper atau exam yang harus dituntaskan, dengan ancaman kegagalan untuk tulisan yang tidak sesuai standard. walaupun 'cuma' 8 subjects untuk membuatku lulus, tapi ternyata itu bukan hal yang mudah.

tapi selebihnya, semua menyenangkan!
public transport yang reliable, rambu2 jalan yang jelas dan tidak membingungkan, administrasi kampus yang excellent, dosen2 yang helpful (walau kadang juga nyebelin hehehe), warung2 makan yang walaupun rasanya aneh di awal2 tapi lama2 juga enak kok, juga shopping centre yang lengkap dan nyaman dengan harga yang terjangkau kantong mahasiswa tentunya. juga begitu banyak taman2 kota yang luas dan nyaman yang lengkap dengan playground untuk anak2 dan terkadang ada barbeque machine-nya juga di taman tersebut.

juga termasuk sekolah dhevi dan deana di primary school dan kindi yang cukup menghormati hak2 anak dan menerapkan prinsip best interest for the children dengan tidak memberikan homework yang berlebihan, juga waktu bermain yang memadai, membuat aku mikir2... apa anak2ku bisa ya ngikutin ritme sekolah di depok yang konon kabarnya kelas 1SD kudu bisa itung2an ampe angka 100?
haduh, it is another story to tell deh ya tentang perbedaan kualitas pendidikan antara negara maju dan berkembang.

tapi semuanya udah nearly finish...
berakhir sudah malam2 panjangku di depan notebook yang kadang2 ga mati selama seminggu demi menemaniku mencari ide (disambi chatting, bales2 imel, bidding on e-bay or do anything else tentunya).
walaupun tugas2 ke-rumah-tangga-an tidak akan pernah berakhir, tapi at least dengan pengalaman hidup 19 bulan ga punya babu, memberiku kekuatan untuk -moga2- ga harus jadi ketergantungan dengan kehadiran pembantu rumah tangga kelak di depok.

mengutip kata2nya frank sinatra, 'the end is near, now i must face the final curtain... and i did it my way'.
well yes, walaupun nilai terakhir belum keluar dan belon sah dapet gelar master, tapi yang jelas aku udah survive so far, do what i like and try to love what i do!
sekarang yang pasti, have all of my bags packed, some sent already and i ready to back for good to depok.
wish that everything is okay and wish that (maybe) i can come back again someday ;).

Saturday, December 22, 2007

movie world

19 november 2007.

kemarin sore, sepulang dari sea world, kami udah pindah tempat nginap. bukan di brisbane city lagi, tapi di aspley-zilmere, sekitar 10km ke arah utara-nya brisbane. kami bakal stay di aspley untuk 2 malam berikutnya.

kamar yang tersedia buat kami bener2 luas untuk ukuran kamar hotel. lebih tepat kalo dibilang bungalow. begitu pintu terbuka, ada mini bar dan living room yang cukup luas, plus 3 single beds yang dibikin menyatu dengan living room. kemudian ada semacam lorong yang menghubungkan antara living room dan 3 single beds itu dengan kamar tidur utama (hmm... even kamar tidurnya itu lebih gede daripada kamar di flat yang kami sewa di melbourne :)). di bagian kiri lorong, terletak kamar mandi. walaupun sama2 bisa minum air langsung dari kerannya, tapi air keran dingin di brisbane tuh kok kurang seger ya masuk ke tenggorokan. ga sedingin dan sesegar air kerannya melbourne. cuci tangan juga berasa agak2 sticky (jadi inget kalo cuci tangan di surabaya hehehe).



berbekal tidur nyenyak dan nyaman (compare to di brisbane manor, yang 1 bed dipakai bareng2 4 orang!), pagi2 jam 8 kami udah segar bugar dan siap melanjutkan hip2 hura2 in another theme park. sebenarnya ada 2 theme parks lain yang bisa dipilih; antara wet and wild atau movie world. menimbang kalo di wet and wild itu main basah2an aja dan dari berenang ke berenang aja (sementara aku ga bisa berenang), kayaknya kok agak2 ga berguna kalo masuk ke wet and wild. akhirnya diputuskan untuk mengunjungi movie world aja.



brangkat jam 830 pagi dan sempet mampir ke woolworth (supermarket, kalo di melbourne namanya safeway, supermarket) blanja makanan untuk bekal di perjalanan, keluar dari blanja udah dihadapkan ama yang namanya macet.

bener2 macet kayak di buncit-mampang gitu. hanya saja ga ada sepeda motor yang bikin parah kemacetan. karakteristik pengemudi kendaraan juga ga se-smooth melbournians. di brisbane, mereka pake hukum alam. kalo di melbourne, ngasih space 15m dengan mobil didepannya ketika berhenti, tidak akan terjadi apa2. tapi di brisbane, mobil lain akan mengambil alih space yang 15m itu (alias nyerobot!).

udah gitu, terlalu banyak jembatan layang, underpass dan jalan toll yang ga ramah ama pendatang baru seperti kami. ketika sampai di pinggir sungai brisbane, ingatanku langsung terbawa ke mal taman anggrek di grogol. mirip kayak gitu deh. terlalu metropolis, angkuh dan berkesan ga ramah buatku.

akibat jalan layang atau underpass yang banyak itu plus macetttt yang nyebelin itu, alhasil kesasar-lah kami ke arah yang salah. halah, dasar nasib apes... padahal udah baca peta ati2, tetep aja nyasar!

pada akhirnya kami berhasil menemukan jalan yang benar menuju movie world dan sampai dengan selamat sekitar jam 1030.
begitu masuk, bisa terlihat dengan jelas 2 permainan yang cukup bikin deg2an. pertama batman wing, dimana semua penumpang dibawa keatas perlahan2 dan dihentakkan ke bawah dengan cepat. yah, mending kalo cuman sekali terus udahan, permainan ini sepertinya sekitar 3 kali keatas dan kebawah. aduh, ga cocok buatku dan anak2 deh.

trus ada superman rollercoaster yang bener2 mlintir2nya dari pertama mesin dijalankan ampe abis! kalaupun ada jeda mengambil nafas, paling hanya 3-4 detik saja. ga naik ah... ngeri.

begitu juga di rollercoaster-nya leathal weapon atau spooky coaster-nya scooby doo. idem. sama2 bikin adrenalin mengalir lebih cepat. serem2 gitu deh buat anak sekecil 5 dan 3 taun. kalo aku sih, ga mau naik karena emang ngeri!

alhasil, nyari kegiatan yang 'aman2' aja:
(1) nonton shrek 4D, duh, ngantrinya aja 30 menit saking banyaknya peminat yang mau nonton, padahal filmnya sendiri paling juga cuman 20menit. lumayan sih nonton 4D-nya shrek, karena bener2 kena air ketika si donkey bersin, kena kebas bulu2 ketika ada laba2 lewat atau berasa kursinya naik turun ketika shrek naik kuda.




(2) shopping. ih, emang ya itu movie world... banyak banget shopping centre-nya. mulai dari movie world's souvenir, movie world's boutique, shrek, harry potter, hi-5, warner bros kids juga batman shop. apa lagi ya? lupa deh ;). alhasil, bukannya menikmati wahana di movie world, jatuh2nya malah shopping. tapi, secara gw koleksi magnetic fridge, ya yang dibeli ya itu-itu aja hehehe...

(3) nonton opera shrek on the stage. lumayan, sembari ngadem di theatre. idem kayak sesame street kemarin, isinya ya nyanyi2 ama nari2 aja.



(4) ke wild west adventure. wahana utamanya sih mirip segitiga bermuda di sea world. itu boat naik2 ke puncak gunung trus meluncur bebas ke bawah... ah males main, basi... kemarin kan udah 2x naik gituan.



(5) main bom2 car. yang mau main sih awalnya dhevi, tapi gara2 dea juga pengen ikutan, dan karena tinggi badannya belum mencukupi, kepaksa deh sekeluarga ikutan. apesnya, akibat bouncy2 car itu, kacamataku kelempar entah kemana dan hilang tentu saja...

(6) nonton parade. ini sih wajib ditonton kalo lagi ke movie world. huuu... tapi panasnya itu lho... biar pake sunscreen juga tetep aja berasa nyelekit di kulit. udah gitu, untuk bisa mendapatkan spot yang bagus, harus nunggu di pinggir jalan yang akan dilalui parade 30 menit sebelumnya. aih... kalo bule yang berjemur sih kulitnya paling jadi coklat, lah kalo kami yang coklat gini kan bisa berubah jadi hitam hehehe.


satu persatu penghuni movie world keluar di parade. dimulai sapa itu ya yang main di film american pie yang dibintangi mike myers?, trus ada scooby doo dkk, shrek dkk minus donkey, looney tunes characters (bugs bunny, tweety, daffy duck dkk), jelmaannya marilyn monroe yang asliiii cantik bangetttt... kulitnya putih dan rambutnya blonde banget, gimana aslinya si marilyn ini ya, pastinya cantiklah ya..., police department dan ditutup dengan kehadiran cat woman dan batman dengan mobil hitamnya itu.
padahal parade gitu cuman 15 menit aja lho, tapi perlu spare waktu sejam buat ngeliatnya!



seusai kepanasan liat parade, dhevi dan deana merajuk supaya boleh main air di arena warner bros kids. ya udah sana main deh... aku juga udah capek muter2 sana sini ga ada wahana yang bisa dinaikin... semuanya kok ya kudu pake jalan kaki hehehe...

dan jadilah kami nongkrong di warner bros kids arena sejam terakhir sebelum movie world tutup. main air, merry-go-round, tweety cage, lonely boat apa lagi ya, lupa hehe...
dhevi dan deana, walaupun capek jalan muter2, tapi mereka menunjukkan tanda2 keriangan karena bisa main apa aja sepuas hati mereka. dan begitu dalam perjalanan balik ke brisbane, mereka dengan sukarela langsung tidur, re-charge their energy!

besoknya, 20 november 2007, sembari nunggu pesawat yang akan mengantarkan kami balik ke melbourne malam harinya, kami habiskan waktu di city of brisbane.
usai check-out dari hotel, langsung ke city dan parkir di south bank.
jalan2 di pinggir sungai, nyoba naik bus-nya (yang haduuuuh... biar kata sopirnya cewek, tapi okem2, sampai2 dhevi hampir kejepit tangannya, bener2 kayak di jakarta!), juga naik city cat (kapal yang melintasi brisbane river), sempet berenang di kolam renang public ga jauh dari south bank.
sempet juga ketemuan ama temen prajab-ku dulu, syafrizal, yang sekarang lagi nimba ilmu di university of queensland dan ternyata udah punya anak 2 orang juga.

ga terasa, sore udah menjelang dan waktunya kami balik ke airport.
duh, stress juga deh ama macet-nya jalan di brisbane, bener2 padat merayap dari city menuju airport. sempet khawatir bakal ketinggalan flight (saking bener2 macet!), alhamdullillah sampe juga kami di airport tepat waktu.
penerbangan berjalan lancar dan menyenangkan, dhevi sempat tidur, sementara deana kerjaannya dengerin musik aja di pesawat (giliran pesawat mau landing malah tidur).

overall, perjalanan kami menyenangkan. mungkin karena anak2 udah lumayan gede dan bisa ngerti kalo dikasih instruksi, jadinya kami2 bisa menikmati segala sesuatunya bersama2 (ga kebayang kalo masih bayi or anak umur setaun dan diajakin ke brisbane... buang2 energi dan duit aja kalie hehehe...).

well, moga2 bisa jalan2 sekeluarga lagi ya ke negeri yang lain ;).

sea world

18 november 2007.

pagi2 cabut dari hotel jam 9, mengendarai mobil ke arah selatan brisbane sekitar 90km, dan sampai di gold coast jam 10an.

menyusuri surfer paradise beach, dan akhirnya sampai di sea world jam 1030.

ngantri tiket cukup panjang, dan kami putuskan untuk membeli escape fun ticket, sehingga memungkinkan untuk masuk 2 theme parks dengan harga yang diskon sekitar $30/orang (dibandingkan kalo beli satu tiket untuk di sea world dan satu tiket untuk di movie world).


karena arena sea world yang 80% adalah outdoor, maka kami ga lupa mengoleskan sunscreen dan berbekal topi dan kacamata sehingga kulit ga gosong dan juga kepala ga cepet pusing karena kena sinar matahari yang -aduuuuhhh- terik banget.


wahana yang dinaikin adalah:

(1) kereta gantung. lumayan, nyebrang danau ga pake capek!

(2) fairy wheels. dengan kapasitas sekitar 40 kompartemen dan 8 orang/kompartemen, tapi pada kenyataannya ga semua kompartemen terisi. kalaupun terisi, ga sampe full 8 orang/kompartemen. bahkan kadang 1 kompartemen cuman diisi 2 orang saja! kenyamanan penumpang bener2 diprioritaskan! pemandangan dari puncak fairy wheels sih bagus, tapi kalo dipikir2 lebih serius, apa ga sayang ya menjalankan sebuah wahana yang tidak diisi penuh. kesannya buang2 energy gitu lho demi hanya sekedar kenyamanan dan privasi seseorang. terbayang jutaan orang miskin di indonesia yang haduuh, gw yakin banyak diantara mereka yang mungkin hanya sekedar mimpi bisa nyobain naik fairy wheels di dufan. sementara di negara maju, ketika uang bukan masalah, kok ya pada ga mikir nasib orang2 di negara berkembang ya? padahal itu negara maju kan ngambilin minyak, kertas dan orang2 pinter dari negara berkembang. hmm, kalo mikirin ginian sih, pening deh... lanjut seneng2 aja dulu deh ya...

(3) nyobain boat yang naik2 ke puncak gunung trus meluncur bebas sambil kebasahan air (lupa namanya apaan).

(4) juga naik another boat dengan tema segitiga bermuda dengan tingkat kecuraman yang lebih tinggi daripada boat yang pertama.

(5) naik kereta api mini keliling sea world. ga keren, secara itu kereta muterin bagian luarnya seaworld, yang kira2 orang ga bakalan mau jalan2 ke situ hehehe.

(6) naik monorail keliling sea world. baguslah, secara liat sea world dari atas, ampe luar2nya juga.

(7) hampir semua mainan di sesame street beach dinaikin ama dhevi dan deana, seperti merry-go-round, mini trail, flight school heli dan sea subs. puas deh itu anak2 main2.


untuk pertunjukan, ada 2 macem yang kita liat:

(1) sesame street's stage. pertunjukannya elmo dan kawan2 selama 30 menit. pas dateng ke panggung khusus pertunjukan 20 menit sebelumnya, wah, ternyata udah nyaris penuh dengan anak2. yah, ga dapet tempat di depan deh. lucu banget ngeliat elmo, big bird, groover, zoe, cookie monster, juga ernie and bern secara langsung. juga pada lincah2 bergeraknya pas nyanyi, serasa lagi liat senam aerobic hehe...
(2) dolphin cave's show. pertujukan lumba2 selama 30 menit juga. aduh, itu show bagus banget. ada 4 orang yang 'bersahabat' dengan masing2 2 lumba2, dan mereka bikin performance yang menyenangkan mata. terbang di udara sih udah biasa... yang hebat, itu lumba2 bisa salto di udara 2 kali lho. juga si lumba2 bisa membawa 'majikan'nya berdiri di atas badannya menyeberangi danau. atau ketika si lumba2 pada 'berjalan' dari ujung danau ke ujung yang lain. dan itu bukan solo performance, alias bisa langsung 2, 3 atau bahkan 4 lumba2 melakukan performance yang sama pada saat bersamaan. kompak banget! hmm, gimana cara ngelatihnya ya... salut deh buat para pelatih dan juga lumba2nya tentu saja.
(3) ngeliat polar bear. sayang mereka lagi pada tidur or sekedar jalan2 di daratan. pas kami dateng, ga ada polar bear yang lagi renang. tapi lumayan lah bisa liat polar bear tanpa harus pergi langsung ke habitat aslinya di kutub sana ;)
(4) shark bay. isinya mirip2 melbourne aquarium gitu deh, lebih bagus tentu saja! segala macem ikan dari stingray, shark, clown fish ampe segala macem penghuni laut lainnya ada semua (maklum, ga tau jenis2nya ikan).
yang ga asyik dari sea world adalah opening hours-nya. cuman dari jam 10 pagi ame jam 5 sore. mana waktunya kebanyakan kebuang untuk antri mainan ini itu, jadi masih banyak wahana dan pertunjukan yang kami ga sempat liat atau mainkan.
tapi ya sudahlah, segitu aja anak2 juga udah seneng kok (dan capek juga tentunya).

a journey to queensland

17 november 2007 we went to brisbane!
hmm, more than a month ago and because of my study time is flying fast that i must write my last 10K words paper, i dont have any opportunities to update this diary.


we had our return plane tickets, our car rented, our hotels booked and of course our plans to enjoy millions fun things on the theme parks.

with a flight flying directly from tullamarine (melbourne international airport) to brisbane at 730 in the afternoon, (delay about 30 minutes), we arrived in brisbane at 830 brisbane time.
it is quite awkward when finally i've known that melbourne is 1 hour faster than brisbane, as brisbane is located more eastern than melbourne, it should faster, shouldn't it?


not only that, 830PM in melbourne in november is always still bright, but not in brisbane... it's all dark already. we even can see a bridge full with light from the sky (later i know that it is known as riverpark bridge). lastly, the weather is hot!!! i can feel that my sweat came out from my skin.



soon as we grabbed our luggages, we went to avis car rental to pick up a car that we booked before. then, off we went to our motel in the brisbane city. the motel is brisbane manor motel, which is recommended by 'lonely planet' book as a great place to escape and rilex for the travellers. with a room with queen size mattress, it made us quite uncomfortable to sleep. but since, all budget motels were fully booked during the weekend, we didn't have enough choices. luckily, we stayed there for only 1 night.
for the next 2 days, we stayed in another hotel in the suburb that much much bigger and better than the first one.

Tuesday, November 27, 2007

rose garden

sebelum musim panas yang akan membuat rumput berubah warna menjadi kuning, kami memutuskan untuk jalan2 ke rose garden dengan harapan masih dapet rumput warna hijau ;).
awal taun 2007 kami udah jalan2 ke rose garden, bareng fika dari adelaide, tapi ya gitu deh... nuansa warna kuning rumputnya begitu kental, makanya, kudu diulang lagi jalan2nya hehehe...

bener aja, bunga2nya rose beraneka warna udah pada mekar, dengan rumput yang masih hijau dan tebal! cuacanya juga bersahabat, ga panas ga dingin ga angin, everything is just right deh pokoknya.
duh, kalo inget jalan2 gini, rasanya sih pengen tinggal aja terus2an di melbourne... setauku, di jakarta ga ada deh rose garden or tulip garden yang luassss banget seperti di melbourne ini, plus, tentu saja dengan udara yang enak dihirup.
tapi kalo inget kudu ngerjain tugas kuliah dan kerjaan rumah yang bejibun... aduh, pulang aja ke depok lebih enak kalieeee...

mornington peninsula

minggu 4 november
maunya sih jalan2 bareng keluarganya dina, sebelum dina pulang ke jakarta untuk riset.
tapi secara hujan yang mengguyur melbourne dari pagi hari, membuat dina mengurungkan niatnya. sementara kalo untuk kami, rencana jalan terusss :)

mornington peninsula ini ga gitu jauh sih dari melbourne, sekitar 1.5jam ke arah selatan.objek wisata yang mau dikunjungi adalah arthur's seat, sunny ridge strawberry farm dan maze garden.
arthur's seat itu sebenernya objek wisata scenic look out dengan menggunakan chairlift dari atas bukit ke bawah bukit pulang pergi. pas nyampe di arthur's seat, masih hujan rintik2.
trus sempet jalan2 di sekitar arthur's seat. sayangnya, si arthur's seat-nya lagi ga dioperasikan, ga tau kenapa... wah, payah deh... tau gitu tadi di-skip aja jalan2 ke arthur's seat-nya...

abis itu nyambung ke sunny rigde strawberry farm. kabarnya sih mulai tanggal 1 november farmnya bakal dibuka untuk umum dan bisa metik strawberry langsung. tapi pada kenyataannya, ketika kami datang, itu farm belum dibuka untuk umum. jadilah kami hanya melihat strawberry2 montok itu di restorannya, bener2 gedeee banget, dan manis2 pula!
sluurrrp deh.
tapi ajegile juga harganya, masa se-box seperti digambar itu seharga $50!
wah, mending beli di vicmart aja deh, walau kecil2 tapi kan juga manis2 kok hehehe...

selesai jalan2 di sunny rigde, lanjut ke maze garden.
maze garden ini mengingatkanku ke lagu 'breathe again'-nya toni braxton. disitu digambarin kalo toni lari keliling2 tree maze dan bingung nyari jalan keluarnya.
atau inget juga film-nya harry potter yang judulnya apa ya, yang ada turnamen triwizard-nya, kan ada juga adegan harus keluar masuk maze.

ih, emang beneran deh, di dalem maze itu bingung juga nyari jalan keluarnya... kadang ke kiri mentok atau ternyata muter lagi ke tempat semula. kebayang kan kalo itu malem2, gelap, sendirian di maze... halah... serem deh...
fuiiih... akhirnya setelah muter2 15 menit di maze, nemu juga jalan keluarnya! ditengah2 maze itu ada kolamnya. dan di seberang kolam itu ada another tree maze juga...
arrrghhh... engga deh, pusing mau muter2 lagi :).

di maze garden itu ga cuman tree maze doang, tapi juga ada lavender maze dan rose maze.
tapi sih, secara itu lavender dan rose ga punya daun se-rimbun pohon, ya ga bingung lah nyari jalan keluarnya :).

seusai dari maze garden, perjalanan lanjoooot ke cape schank (duh, lupa spellingnya gimana) light house. tapi sayang, pas kita dateng, itu tour ke light house-nya udah ditutup, padahal kita dateng jam 4, dan menurut info harusnya itu light house masih buka ampe jam 430.

tapi ya sudahlah... abis foto2 dengan latar belakang light house perjalanan dilanjutkan kembali... mau naik ferry ke sorento, udah ga keburu, alhasil ya balik aja ke melbourne lagi.
ngelewatin brighton beach, mampir sebentar.
foto2 ama rumah2 pantai yang (katanya) bakal dibuka setiap musim panas.

lucu2 deh warna-nya si beach house ini, dan itu ada disepanjang brighton beach doang (ciri khasnya pantai-nya lain2 sih ya, kalo di geelong kan ciri khasnya patung kayu).
wah, puas deh jalan2nya...
padahal cuman di seputaran melbourne aja, tapi lumayan lah sehari dapet 5 objek wisata ;)

geelong

ramalan cuaca hari minggu 21 oktober: panas, maksimal 31 derajat.
wah, waktunya ke pantai nih ;).
karena banyak pantai di melbourne, akhirnya kami memutuskan untuk ke geelong aja deh, sejam dari rumah.

yang menarik dari pantai geelong ini adalah ada lebih dari 100 patung kayu bentuk orang2an di sepanjang pantai itu.
dari patung yang bentuknya nenek2 ama kakek2, eksekutif, motor-man, beach life-saver, sampe cewek2 seksi pake bikini doang. lucu2 deh bentuknya. kreatif banget ya...

hmmm, kayaknya itu udara lebih dari 31 derajat deh... panas banget, berasa ngebakar kulit.
jalan2 jadi cepet lemes juga.

dan sepertinya, semua orang di geelong tumplek blek di pantai, pada mandi sinar matahari yang bukannya bikin sehat malah bikin kulit gosong!

kryal castle

pas ngeliat iklan di koran tentang sebuah maskapai penerbangan yang menawarkan paket perjalanan ke eropa, yang berlatar belakang kastil tua dengan tumpukan batu2 warna abu2 yang terletak di seberang sungai dan ada sebuah jembatan untuk menghubungkan kastil tersebut dengan daratan, aku bilang ke melon, "asyik ya kalo jalan2 bisa jalan2 ke eropa, pasti banyak kastil2 kuno yang keren buat foto2"
melon langsung bilang, "eh, on the way ke ballarat ada kok"
aduh melonnn... info tempat bagus gitu kok ya kamu ga kasih tau dari dulu2 sih ya.
akhirnya ya gitu deh, browsing di internet, dan nemu itu kryal castle di western highway.
jadilah, on the way ke ballarat, kita mampir dulu ke kastil itu.
dan ternyata ini kastil bagusss banget. view-nya oke, bentuk bangunannya oke, patung2 ksatria dengan shining armor-nya, juga lambang kastilnya. semuanya masih terawat dengan baik, ga ada kesan serem kok... sarang laba2 aja juga ga ada hehehe...
semuanya bagus. jadi heran aja, kok ya tempat bagus gini promosi-nya ga gitu gencar ya.
anyway, tengkyu melon yang udah ngasih info ;).

sovereign hill

taun kemarin sih udah ke ballarat, tapi berhubung pas dateng pas ujan, alhasil cuman main2 aja ke gold museumnya.
nah, taun ini, sebelum merencanakan perjalanan, udah cek ramalan cuaca dan udara dijadwalkan akan cerah ceria di daerah ballarat. jadi ya ready, steady, go to sovereign hill!

sovereign hill adalah tempat penambangan emas yang terbesar di daerah victoria.
di dalam sovereign hill itu, dibangun semacam perkampungan dengan setting penambangan emas jaman abad 19.

mulai dari bentuk2 bangunan, furniture, toko baju, toko pakaian, bar dan resto, theatre, gereja... sagala aya deh. yah bener2 kampung dengan fasilitas umum dan sosial yang lengkap lah (eh, tapi kayaknya ga ada swimming pool, tennis court dan spa centre deh hehehe...).

juga ada kereta kuda yang siap mengantar berkeliling kampung.
para pegawai-nya juga berpakaian ala jamdul; yang cewek pake baju yang atasnya ketatttt banget tapi roknya mekar banget ampe nyapu tanah plus payung, topi dan kadang2 jubah (kalo lagi ada angin baru dipake), sembari nenteng keranjang anyaman bambu yang ditutupin serbet/tea-towel seperti bawa keranjang piknik. sementara yang cowok pake baju a la tuan tanah plus tongkat dan topi sulap. hehehe, seperti wardrobe-nya little missy-nya tvri jaman taun 80an gitu deh.

trus juga ada berbagai atraksi yang garing tapi cukup menghibur.
misalnya pas tiba2 terjebak masuk di theatre, ternyata ada acara magic show.
standar-lah, atraksi something keluar dari topi atau kartu yang menghilang. biasa aja deh show-nya... yang luar biasa adalah si magician-nya, yang ngaku udah umur 80an dan udah menghibur penonton selama 30taun. ih, tahan banget ya ama kerjaannya hehehe...

atau, pas ngikutin orang2 ngantri di depan pintu yang bertuliskan "gold pour attraction". karena banyak yang ngantri, kupikir pasti ini atraksi yang bagus (duh, ga baca buku panduan sih...). ternyata adalah atraksi cara bikin emas batangan! caranya: biji emas yang berupa gold nugget (bongkahan emas) itu dicairkan di tungku pemanas dengan api membara (8 ratus or 8 ribu derajat gitu, celcius apa fahrenheit, aduh... keliatan banget deh ga konsen ngikutin acara, abis banyak banget anak2 yang exciting ama ini atraksi dan mengeluarkan suara2 gaduh).

setelah itu gold nugget leleh, diletakkanlah cairan itu di cetakan emas, dan trallaaa... jadilah emas batangan 24 karat yang kata host-nya, senilai 82rb dollar oz!

trus, kita jalan2 ke sungai yang pura2nya jadi tempat menambang emas. tapi katanya nih, kalo lagi beruntung, bakalan dapet gold nugget beneran lho. tentu saja bukan gold nugget yang sebesar kepalan tangan, tapi hanya sebesar batu kerikil.

walah, secara aku orangnya ga telaten dan emang niatnya ke sovereign hill cuman buat foto2 doang, ya ga niat2 banget lah untuk mencari sekerikil emas itu ;)