Monday, March 31, 2008
angka 6
aku bukannya orang yang hobi mengkait-kaitkan nomer dengan kejadian di dunia nyata. tapi entah kenapa, angka 6 itu selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan buatku khususnya untuk masalah ruang kerja, paling tidak dalam 7 tahun terakhir ini.
jamdul, ngantor di bps, yang ada di jl. dr. sutomo nomer 6, ngepos di gedung nomer 6 lantai 6.
pas menuntut ilmu di ialf, tempat kursusnya ada di lantai 6.
giliran kuliah di melbourne law school, kok ya passs banget itu graduate school-nya ada di lantai 6.
lebih jauh lagi, bukan cuman angka 6 yang akrab dengan hari2ku, tapi berkembang menjadi angka 46.
dulu, milih notel hp tanpa ada perasaan apa2, karena emang notel yang tersedia cuman itu, jadilah memilih nomer hp yang berakhiran 46. berlanjut ke pemilihan bank di kantor yang mengharuskan pakai bank yang bernomor 46. ga berhenti sampai di situ, tanggal pernikahan yang jatuh di tanggal 4 juni, yang bisa dituliskan jadi 46, plus suami yang anak ke 4 dari 6 bersaudara, berhubungan dengan 46 juga kan...
yah sudah deh, rasanya kok ya keterkaitanku dengan angka 6 atau 46 itu kuat banget.
tapi memang ga selamanya harus berhubungan dengan angka 6.
setidaknya sekarang aku udah pindah lantai, yang dulunya di lantai 6 sekarang di lantai 7 (walaupun untuk yang lain2nya teteuppp... selalu 6).
buatku sih, angka ya tetaplah angka.
mungkin ada yang bilang kalau 6 adalah angka hoki atau apalah, tapi aku sendiri juga ga tau apa hokinya. yang jelas, selama aku ga terganggu dengan angka2 tersebut, ga jadi masalah kan...
Wednesday, February 27, 2008
Ngantor lagi
Back to my old habitat!
Ngantor lagi. Sementara Mufti masih di rumah, karena memang cutinya masih panjang, masih sampai Juli 2008 (tapi sekarang udah mengajukan permintaan aktif kembali di kantor).
Naik kereta 710 lagi, nge-bajaj atau nge-ojeg, pulang jam 1629, menjadi rutinitasku lagi. Balik lagi ke Biro Kepegawaian dan Hukum BPS yang sudah menjadi ’rumah kedua’ku dari tahun 2000.
Ketemu lagi dengan teman2 lama dan ada beberapa teman2 baru, saling bertukar kabar, makan siang di kantor.
Yah, gitu deh... ritme hidupnya back to monoton!
Wish me luck, wish me can survive!
Akhirnya lulus juga
Kerja keras yang dari kursus di IALF, yang memaksaku harus bangun jam 4 tiap hari karena harus naik kereta ekonomi jam 0540 (kadang molor dan baru berangkat jam 06 kurang dikit) untuk bisa sampai di Manggarai jam 0630 untuk kemudian sambung bis/ojeg ke IALF untuk mengikuti kursus mulai jam 0700.
Siangnya juga harus pakai kereta ekonomi untuk pulang. Dan kegiatan itu berlangsung selama 6 bulan.
IAP di Melbourne Uni selama 6 minggu.
Dan masuk kuliah rutin setelahnya selama 1.5tahun.
Kerja otak yang sangat2 melelahkan.
And I’ve done it! I’ve done it and I’m so happy about finishing my study.
I would like to say thanks to:
God, who is always so very kind to me and always helps me and makes my wish come true.
My parents (papa, mama & mamah), for your love and kindness.
Mufti, thanks for all the great moments. Look how far we’ve came for 6.5 years!
Dhevi and Deana, you the reason I’m strong!
Seluruh keluarga dan teman2ku yang –haduh- daftarnya bakalan panjang banget deh kalo diuraikan satu persatu. Yang jelas, tanpa ada support dari semua orang di sekelilingku, aku bakal merasa merana seorang diri. Thank you for all of your supports and attentions, from the bottom of my heart, I must say that I really really really appreciate it!
Ke Malang
Kami menumpang pesawat Adam Air ke Surabaya. Pesawat sempat ditunda 2 jam dengan alasan pesawatnya lagi dipakai untuk melayani trayek perjalanan yang lain. Hmm, telat kok ya 2 jam. Ga professional banget deh.
Perjalanan Surabaya – Malang sudah berbeda dengan perjalanan yang pernah aku lalui bulan Mei 2006. Luapan lumpur Lapindo menghambat perjalanan kami di ruas jalan tol Porong. Itu menyebabkan si sopir harus mengambil jalan memutar ke kampung2 yang jalanannya sebenarnya hanya cukup untuk 1 mobil. Jadi kalo ada mobil dari arah yang berlawanan, yah, si sopir kudu extra hati2 dan melambatkan laju kendaraan. Alhasil, setelah 2.5jam kami baru sampai di Malang, padahal waktu normalnya cuma 1.5jam.
Haduh, kalo liat perkampungan yang tersulap jadi lautan lumpur, jadi kepikiran ama nasib para penduduk yang dulu tinggal di situ; yang notebene bukan orang2 kaya yang punya banyak pilihan untuk melakukan berbagai hal. Moga2 saja mereka bisa tetap bertahan hidup.
Di Malang, acaranya kebanyakan hanya di rumah Bango 15 aja. Males mau kemana2. Hari pertama ke makam Arwin, mengingatkanku pada kesedihan setahun yang lalu saat kakakku kecelakaan di laut Sendang Biru. Kunjungan ke rumah keluarga hanya kami lakukan ke rumah Om Ali.
Kami sempat juga ke Agro Wisata, tempat wisata di kota Batu yang bisa petik apel sendiri di kebunnya. Tapi ya ampuuun... itu tempat wisata sungguh2 mengecewakan. Secara acara memetik apel adalah komoditas yang dijual, seharusnya komoditas itu dikemas sedemikian rupa semenarik mungkin. Ternyata yang kami dapati hanyalah kebun apel yang berbuah kecil2 dan buat kami sih tidak layak di petik apalagi dimakan. Mau komplen? Halah... di Indonesia gitu lho... paling juga cuma dapet senyuman, ga dianggap masalah serius.
Setelah 8 hari kami menghabiskan waktu di Malang, tiba juga waktunya balik ke Depok. Kami memutuskan memakai penerbangan langsung dari Malang ke Jakarta.
Sehari sebelum pulang, Mas Haris (kakakku) nelfon dan mengabarkan tadi pagi pesawat Sriwijaya Air yang terbang dari Jakarta menuju Malang terpaksa mendarat darurat di Surabaya karena ada kerusakan mesin. Haduh, kok ya perasaanku jadi ga enak ya.
Hari Sabtu (26 January 2008), cuaca di Malang benar2 ga bersahabat. Hujan disertai angin. Sungguh cuaca yang ga nyaman untuk terbang.
Diantar tante Nuning ke Bandara, ternyata belum ada kepastian jam berapa pesawat dari Jakarta akan datang. Alhasil, setelah ditunda selama 2.5jam, pesawat kami alhamdullillah bisa berangkat.
Tetap perasaanku belum nyaman.
Suara mesin pesawat yang kasar, sound system yang hilang muncul sehingga pengumuman dari pramugari harus sering2 diulang (haduh, deg2an kan, sound system-nya aja tidak bisa berfungsi baik, apalagi mesin pesawat), beberapa kali mengalami guncangan di udara, dan landing yang kurang smooth, membuatku amat sangat bersyukur alhamdullillah ketika akhirnya bisa menghirup udara di luar pesawat.
Sepertinya untuk 1 atau 2 tahun ke depan, aku ga mau ke Malang pakai pesawat deh. Moga2 di masa yang akan datang, pelayanannya maskapai penerbangan bisa lebih baik dan tidak membuat jantung berdebar2.
1 Januari 2008
Tapi karena begitu sibuknya, aku sampai ga kepikiran mau apa ya tahun ini.
2005 resolusinya dapet beasiswa. Alhamdullillah kesampaian.
2006 resolusinya pengen sekolah di Melbourne Uni. Kesampaian juga.
2007 resolusinya pengen dapet nilai H1. Kesampaian juga.
Selama 3 tahun terakhir ini, selalu saja resolusinya berhubungan dengan target2 sekolah dan alhamdullillah semuanya kesampaian.
Untuk yang 2008 ini, resolusiku sederhana saja... Aku mau bikin resolusi yang down to earth, yang ga neko2.
Secara pas di Melbourne berat badanku sempat naik drastis (akibat makan melulu di musim dingin, soalnya kalo ga makan ga bisa mikir), maka tahun 2008 ini aku berencana untuk bisa menurunkan berat badan, paling ga ya 5kg gitu deh.
Moga2 bisa ya...
Adaptasi lagi di Depok
5 jam kemudian, para pramugari sudah menyajikan sarapan untuk kami, dan 2 jam kemudian kami sampai di Singapore untuk transit 2 jam.
Waktu 2 jam tidak begitu terasa, karena ada fasilitas internet gratis di bandara. Sementara anak2 bisa lari2 kesana kemari sesuka hati mereka.
Sesuai waktu yang tertera pada tiket, kami terbang menuju Jakarta.
Sama seperti perjalanan dari Melbourne – Singapore, begitu duduk anak2 langsung dapat mainan dan breakfast (lagi!).
Tanpa delay dan on time, alhamdullillah kami sampai di Jakarta dengan selamat, tak kurang suatu apapun.
Sesampainya di Jakarta, kami langsung bisa merasakan udara panas, lembab dan lengket di sekujur kulit. Langit mendung tanpa ada hembusan angin. Mungkin cuma 27 derajat (compare to Melbourne yang saat summer bisa 42 derajat), tapi keringat yang keluar dari pori2 kulit membuat tubuh jauh dari rasa nyaman.
Tapi, anyway, welcome back to Jakarta!
Perjalanan Jakarta – Depok yang memakan waktu 2 jam, benar2 menyebalkan!
Karena Daud (kakaknya Mufti) yang menyetir mobil, sempat salah masuk jalan dan alhasil kena tilang. Walau Daud ngotot dan berdalih tidak ada papan penunjuk yang menyatakan mobil dilarang lewat, tetap saja uang Rp50ribu itu masuk ke celengan petugas kepolisian (apa lagi nyari bekal buat acara malam taun baru ya?).
Ah sudahlah, aku harus kembali mengingat2 segala kebiasaan yang ada di Indonesia, dan di urutan paling atas, harus diingat bahwa ‘uang adalah segalanya’.
Mungkin aku salah mengatakan bahwa polisi itu mata duitan, tapi yang jelas, uang Rp50rb itu telah keluar dari dompetku tanpa ada bon/nota/memo tanda terima, hanya supaya STNK mobil tidak ditahan oleh polisi dan mobil kami boleh lewat.
Sampai di Depok, duh senengnya liat rumahku lagi.
Rumah yang ada halamannya (compare to cumming street yang hanya flat dengan sedikit balkon), dan sepertinya hanya rumah inilah yang membuatku berkeinginan kuat untuk pulang kembali ke Depok.
Alhamdullillah rumahku dirawat rapi oleh om Joko dan tt Titik yang rela dan ikhlas menempati rumahku walau mereka dapat jatah rumah dinas militer. Hasilnya, aku ga perlu repot2 membersihkan rumah. Segala sesuatunya teratur rapi, bahkan tembok juga di-cat ulang dan jok kursi diganti (haduh, padahal ketika aku mau berangkat ke Melbourne, jok kursi itu juga sudah mulai rusak/robek akibat buat loncat2an Dhevi dan Deana).
Malam pertama tidur, masih berasa kurang nyaman. Apalagi pas jam 12 malam, bunyi petasan membahana di mana2. Oh iya ya, malam pergantian tahun sih, mungkin semua penduduk kampung di sekitarku pada menyalakan petasan dan membuat suasana berisik. Well, Happy New Year 2008!
Refleksi kehidupan di Melbourne
Terakhir cuman sempat menulis tentang hari2 terakhir di Melbourne yang memacu jantung bekerja ekstra. Mulai dari ribetnya hari2 menjelang submit paper terakhir; meyortir barang antara yang mau dibawa/dikirim ke Depok, dijual atau dibuang, yang sepertinya never ending story; ngurus kargo; ngurus2 pemutusan listrik, air, gas dan telefon; sampai urusan nutup rekening bank dan kartu kredit.
Itu ‘cuma’ urusanku aja.
Urusannya Mufti, Dhevi dan Deana juga ga kalah panjang.
Mufti yang harus mengajukan permohonan berhenti dan terpaksa juga harus cari ganti orang; ngurus2 rekening bank (juga); ngurus tax return (thanks God, untuk urusan ini udah diserahkan sepenuhnya ke Ken); ngurus jual beli mobil, termasuk nyari bengkel yang bisa sekalian ngurus surat layak jalan kendaraan; sampai berujung pada makan malam bersama bos & keluarganya.
Dhevi yang harus tampil di acara sekolah (baik group ataupun individu), untuk menyanyi, menari, dan bahkan untuk keyboard performance (halah, belajar keyboard juga cuma seminggu sekali itupun 30 menit aja, tetep kudu ikutan performance!).
Deana ga gitu ribet. Tapi secara sebelum pertemuan di session terakhir itu Deana ultah, maka aku minta gurunya untuk sekedar tiup lilin di sekolah,cuma sebagai pertanda Deana sudah 4 tahun. Di akhir session, idem dengan Dhevi, ada sebuah performance operet Natal di kindy. Menyanyi dan menari merupakan acara utama dalam acara tersebut yang ditutup dengan acara ramah tamah dengan guru dan sesama orang tua murid.
Dan untuk kami ber-4, segala riuh rendah dan suka duka hidup di Melbourne selama 19 bulan untukku (dan 17 bulan untuk Mufti, Dhevi dan Deana) diakhiri dengan acara farewell party yang diselenggarakan di rumah Melon oleh semua temen2 Law angkatan winter 2006 dan 2 orang teman dari fakultas lain. Sebagian perasaanku menyiratkan rasa senang, terharu dan bangga karena akhirnya semua masalah di Melbourne bisa aku lalui, sementara sebagian besar perasaanku yang lain menyimpan rasa sedih untuk meninggalkan indahnya masa2 sekolah. Juga terbesit rasa kasian buat anak2 karena udah kebayang bahwa di Indonesia mereka akan sekolah di bawah tekanan harus ini dan itu demi mewujudkan target sebuah kurikulum.
Setelah menjalani sekolah di luar negeri dengan membawa keluarga, ternyata bukanlah hal yang sulit, walaupun juga bukan hal yang mudah.
Sulit, karena aku dan Mufti harus bener2 saling menjaga dan mengurus anak2 kami tanpa bantuan orang lain; untuk segala hal. Tapi seiring berjalannya waktu dan karena telah terbiasa, semuanya itu ga jadi masalah. Malah kami merasa senang bisa sering2 kumpul ama anak2 dan tau bagaimana mereka tumbuh dan berkembang dalam pengawasan kami. Kalau dulu sering dengar kata2 ’apa sih yang ga dikasih kalo buat anak’, nah, pada saat2 kami di Melbourne inilah kata2 itu bukan cuma sekedar menjadi pemanis bibir. Alhamdullillah, kami tidak hanya memberikan sandang, pangan dan papan yang layak bagi anak2 kami, tapi juga kami mampu memberikan hampir seluruh perhatian kami untuk anak2 kami. Karena, ternyata kehidupan kantoran di Jakarta membuat kami hanya memiliki sisa waktu yang tidak berkualitas untuk anak2. Dengan berbagai alasan terkadang kami sampai rumah dalam keadaan yang ’menyedihkan’. Capek (baik di jalan atau di kantor) adalah alasan yang seringkali terlontar ketika sebenarnya anak2 ingin mengobrol.
Kebayang deh, sepertinya kalau sudah sibuk ngantor, bakalan merindukan lagi masa2 seperti di Melbourne. Masa2 dimana harus bangun pagi2 dan harus ngurusin keperluan anak2 menjelang sekolah, masak, ke kampus, pulang kampus juga masih harus ngurusin rumah dan segala macemnya, dan malam hari masih harus baca buku/paper/jurnal. Masa2 yang penuh tekanan tapi juga sangat menyenangkan.
Hmm..., I really really gonna miss that moments. Although I may be too naïve to say that these were the best days of ours, but I think I will take a chance if God gives me another opportunity to repeat these moments.
Dan ketika hari mulai gelap di tanggal 30 December 2007, itulah menit2 terakhir kami di Melbourne. Aku merasa terharu ketika teman2 senasib seperjuanganku datang untuk menyampaikan selamat jalan dan semoga sukses di kehidupan selanjutnya. Duh, rasanya separuh hatiku tertambat di cumming street.
But live will go on, and I know that we all will be okay.
Good bye Melbourne, wish I could come back again someday!
Friday, December 28, 2007
siap2 pulang!
jadi mahasiswa menuntut ilmu di fakultas hukum universitas melbourne.
begitu banyak memori yang terungkap; sedih, senang, bete, frustrasi bahkan terkadang hopeless menghadapi kuliah yang haduuuh... ternyata bukan benar2 duniaku, terpadu dengan senangnya bisa tinggal di luar negri dengan menggunakan fasilitas beasiswa ;).
'tugas' lain yang harus aku lakukan ternyata ga cuman jadi mahasiswa yang tugasnya belajar doang. masih ada tugas ngurusin baju2 kotor, masak, beres2 rumah dan juga nganter2 anak sekolah. meminjam istilahnya dina, yang berarti kita lagi menimba ilmu di school of mothering, housekeeping and culinary studies, in the university of heaven!
melbourne, i like it so very much but the weather and the assignments!
cuaca yang bener2 ajaib, dimana terkadang dingin di pagi hari tapi berlanjut dengan hujan dengan udara panas di siang atau sore harinya. atau angin yang kalo winter bener2 menusuk tulang dan kalo summer bikin kulit terbakar (bahkan kadang2 bikin mimisan).
assignments yang tiada berhenti... lepas dari sebuah reading material, sudah menanti sebuah paper atau exam yang harus dituntaskan, dengan ancaman kegagalan untuk tulisan yang tidak sesuai standard. walaupun 'cuma' 8 subjects untuk membuatku lulus, tapi ternyata itu bukan hal yang mudah.
tapi selebihnya, semua menyenangkan!
public transport yang reliable, rambu2 jalan yang jelas dan tidak membingungkan, administrasi kampus yang excellent, dosen2 yang helpful (walau kadang juga nyebelin hehehe), warung2 makan yang walaupun rasanya aneh di awal2 tapi lama2 juga enak kok, juga shopping centre yang lengkap dan nyaman dengan harga yang terjangkau kantong mahasiswa tentunya. juga begitu banyak taman2 kota yang luas dan nyaman yang lengkap dengan playground untuk anak2 dan terkadang ada barbeque machine-nya juga di taman tersebut.
juga termasuk sekolah dhevi dan deana di primary school dan kindi yang cukup menghormati hak2 anak dan menerapkan prinsip best interest for the children dengan tidak memberikan homework yang berlebihan, juga waktu bermain yang memadai, membuat aku mikir2... apa anak2ku bisa ya ngikutin ritme sekolah di depok yang konon kabarnya kelas 1SD kudu bisa itung2an ampe angka 100?
haduh, it is another story to tell deh ya tentang perbedaan kualitas pendidikan antara negara maju dan berkembang.
tapi semuanya udah nearly finish...
berakhir sudah malam2 panjangku di depan notebook yang kadang2 ga mati selama seminggu demi menemaniku mencari ide (disambi chatting, bales2 imel, bidding on e-bay or do anything else tentunya).
walaupun tugas2 ke-rumah-tangga-an tidak akan pernah berakhir, tapi at least dengan pengalaman hidup 19 bulan ga punya babu, memberiku kekuatan untuk -moga2- ga harus jadi ketergantungan dengan kehadiran pembantu rumah tangga kelak di depok.
mengutip kata2nya frank sinatra, 'the end is near, now i must face the final curtain... and i did it my way'.
well yes, walaupun nilai terakhir belum keluar dan belon sah dapet gelar master, tapi yang jelas aku udah survive so far, do what i like and try to love what i do!
sekarang yang pasti, have all of my bags packed, some sent already and i ready to back for good to depok.
wish that everything is okay and wish that (maybe) i can come back again someday ;).
Saturday, December 22, 2007
movie world
kemarin sore, sepulang dari sea world, kami udah pindah tempat nginap. bukan di brisbane city lagi, tapi di aspley-zilmere, sekitar 10km ke arah utara-nya brisbane. kami bakal stay di aspley untuk 2 malam berikutnya.
kamar yang tersedia buat kami bener2 luas untuk ukuran kamar hotel. lebih tepat kalo dibilang bungalow. begitu pintu terbuka, ada mini bar dan living room yang cukup luas, plus 3 single beds yang dibikin menyatu dengan living room. kemudian ada semacam lorong yang menghubungkan antara living room dan 3 single beds itu dengan kamar tidur utama (hmm... even kamar tidurnya itu lebih gede daripada kamar di flat yang kami sewa di melbourne :)). di bagian kiri lorong, terletak kamar mandi. walaupun sama2 bisa minum air langsung dari kerannya, tapi air keran dingin di brisbane tuh kok kurang seger ya masuk ke tenggorokan. ga sedingin dan sesegar air kerannya melbourne. cuci tangan juga berasa agak2 sticky (jadi inget kalo cuci tangan di surabaya hehehe).
berbekal tidur nyenyak dan nyaman (compare to di brisbane manor, yang 1 bed dipakai bareng2 4 orang!), pagi2 jam 8 kami udah segar bugar dan siap melanjutkan hip2 hura2 in another theme park. sebenarnya ada 2 theme parks lain yang bisa dipilih; antara wet and wild atau movie world. menimbang kalo di wet and wild itu main basah2an aja dan dari berenang ke berenang aja (sementara aku ga bisa berenang), kayaknya kok agak2 ga berguna kalo masuk ke wet and wild. akhirnya diputuskan untuk mengunjungi movie world aja.
brangkat jam 830 pagi dan sempet mampir ke woolworth (supermarket, kalo di melbourne namanya safeway, supermarket) blanja makanan untuk bekal di perjalanan, keluar dari blanja udah dihadapkan ama yang namanya macet.
bener2 macet kayak di buncit-mampang gitu. hanya saja ga ada sepeda motor yang bikin parah kemacetan. karakteristik pengemudi kendaraan juga ga se-smooth melbournians. di brisbane, mereka pake hukum alam. kalo di melbourne, ngasih space 15m dengan mobil didepannya ketika berhenti, tidak akan terjadi apa2. tapi di brisbane, mobil lain akan mengambil alih space yang 15m itu (alias nyerobot!).
udah gitu, terlalu banyak jembatan layang, underpass dan jalan toll yang ga ramah ama pendatang baru seperti kami. ketika sampai di pinggir sungai brisbane, ingatanku langsung terbawa ke mal taman anggrek di grogol. mirip kayak gitu deh. terlalu metropolis, angkuh dan berkesan ga ramah buatku.
akibat jalan layang atau underpass yang banyak itu plus macetttt yang nyebelin itu, alhasil kesasar-lah kami ke arah yang salah. halah, dasar nasib apes... padahal udah baca peta ati2, tetep aja nyasar!
pada akhirnya kami berhasil menemukan jalan yang benar menuju movie world dan sampai dengan selamat sekitar jam 1030.
begitu masuk, bisa terlihat dengan jelas 2 permainan yang cukup bikin deg2an. pertama batman wing, dimana semua penumpang dibawa keatas perlahan2 dan dihentakkan ke bawah dengan cepat. yah, mending kalo cuman sekali terus udahan, permainan ini sepertinya sekitar 3 kali keatas dan kebawah. aduh, ga cocok buatku dan anak2 deh.
trus ada superman rollercoaster yang bener2 mlintir2nya dari pertama mesin dijalankan ampe abis! kalaupun ada jeda mengambil nafas, paling hanya 3-4 detik saja. ga naik ah... ngeri.
begitu juga di rollercoaster-nya leathal weapon atau spooky coaster-nya scooby doo. idem. sama2 bikin adrenalin mengalir lebih cepat. serem2 gitu deh buat anak sekecil 5 dan 3 taun. kalo aku sih, ga mau naik karena emang ngeri!
alhasil, nyari kegiatan yang 'aman2' aja:
(1) nonton shrek 4D, duh, ngantrinya aja 30 menit saking banyaknya peminat yang mau nonton, padahal filmnya sendiri paling juga cuman 20menit. lumayan sih nonton 4D-nya shrek, karena bener2 kena air ketika si donkey bersin, kena kebas bulu2 ketika ada laba2 lewat atau berasa kursinya naik turun ketika shrek naik kuda.
(2) shopping. ih, emang ya itu movie world... banyak banget shopping centre-nya. mulai dari movie world's souvenir, movie world's boutique, shrek, harry potter, hi-5, warner bros kids juga batman shop. apa lagi ya? lupa deh ;). alhasil, bukannya menikmati wahana di movie world, jatuh2nya malah shopping. tapi, secara gw koleksi magnetic fridge, ya yang dibeli ya itu-itu aja hehehe...
(3) nonton opera shrek on the stage. lumayan, sembari ngadem di theatre. idem kayak sesame street kemarin, isinya ya nyanyi2 ama nari2 aja.
(4) ke wild west adventure. wahana utamanya sih mirip segitiga bermuda di sea world. itu boat naik2 ke puncak gunung trus meluncur bebas ke bawah... ah males main, basi... kemarin kan udah 2x naik gituan.
(5) main bom2 car. yang mau main sih awalnya dhevi, tapi gara2 dea juga pengen ikutan, dan karena tinggi badannya belum mencukupi, kepaksa deh sekeluarga ikutan. apesnya, akibat bouncy2 car itu, kacamataku kelempar entah kemana dan hilang tentu saja...
(6) nonton parade. ini sih wajib ditonton kalo lagi ke movie world. huuu... tapi panasnya itu lho... biar pake sunscreen juga tetep aja berasa nyelekit di kulit. udah gitu, untuk bisa mendapatkan spot yang bagus, harus nunggu di pinggir jalan yang akan dilalui parade 30 menit sebelumnya. aih... kalo bule yang berjemur sih kulitnya paling jadi coklat, lah kalo kami yang coklat gini kan bisa berubah jadi hitam hehehe.
satu persatu penghuni movie world keluar di parade. dimulai sapa itu ya yang main di film american pie yang dibintangi mike myers?, trus ada scooby doo dkk, shrek dkk minus donkey, looney tunes characters (bugs bunny, tweety, daffy duck dkk), jelmaannya marilyn monroe yang asliiii cantik bangetttt... kulitnya putih dan rambutnya blonde banget, gimana aslinya si marilyn ini ya, pastinya cantiklah ya..., police department dan ditutup dengan kehadiran cat woman dan batman dengan mobil hitamnya itu.
padahal parade gitu cuman 15 menit aja lho, tapi perlu spare waktu sejam buat ngeliatnya!
seusai kepanasan liat parade, dhevi dan deana merajuk supaya boleh main air di arena warner bros kids. ya udah sana main deh... aku juga udah capek muter2 sana sini ga ada wahana yang bisa dinaikin... semuanya kok ya kudu pake jalan kaki hehehe...
dan jadilah kami nongkrong di warner bros kids arena sejam terakhir sebelum movie world tutup. main air, merry-go-round, tweety cage, lonely boat apa lagi ya, lupa hehe...
dhevi dan deana, walaupun capek jalan muter2, tapi mereka menunjukkan tanda2 keriangan karena bisa main apa aja sepuas hati mereka. dan begitu dalam perjalanan balik ke brisbane, mereka dengan sukarela langsung tidur, re-charge their energy!
besoknya, 20 november 2007, sembari nunggu pesawat yang akan mengantarkan kami balik ke melbourne malam harinya, kami habiskan waktu di city of brisbane.
usai check-out dari hotel, langsung ke city dan parkir di south bank.
jalan2 di pinggir sungai, nyoba naik bus-nya (yang haduuuuh... biar kata sopirnya cewek, tapi okem2, sampai2 dhevi hampir kejepit tangannya, bener2 kayak di jakarta!), juga naik city cat (kapal yang melintasi brisbane river), sempet berenang di kolam renang public ga jauh dari south bank.
sempet juga ketemuan ama temen prajab-ku dulu, syafrizal, yang sekarang lagi nimba ilmu di university of queensland dan ternyata udah punya anak 2 orang juga.
ga terasa, sore udah menjelang dan waktunya kami balik ke airport.
duh, stress juga deh ama macet-nya jalan di brisbane, bener2 padat merayap dari city menuju airport. sempet khawatir bakal ketinggalan flight (saking bener2 macet!), alhamdullillah sampe juga kami di airport tepat waktu.
penerbangan berjalan lancar dan menyenangkan, dhevi sempat tidur, sementara deana kerjaannya dengerin musik aja di pesawat (giliran pesawat mau landing malah tidur).
overall, perjalanan kami menyenangkan. mungkin karena anak2 udah lumayan gede dan bisa ngerti kalo dikasih instruksi, jadinya kami2 bisa menikmati segala sesuatunya bersama2 (ga kebayang kalo masih bayi or anak umur setaun dan diajakin ke brisbane... buang2 energi dan duit aja kalie hehehe...).
well, moga2 bisa jalan2 sekeluarga lagi ya ke negeri yang lain ;).
sea world
a journey to queensland
hmm, more than a month ago and because of my study time is flying fast that i must write my last 10K words paper, i dont have any opportunities to update this diary.
we had our return plane tickets, our car rented, our hotels booked and of course our plans to enjoy millions fun things on the theme parks.
with a flight flying directly from tullamarine (melbourne international airport) to brisbane at 730 in the afternoon, (delay about 30 minutes), we arrived in brisbane at 830 brisbane time.
it is quite awkward when finally i've known that melbourne is 1 hour faster than brisbane, as brisbane is located more eastern than melbourne, it should faster, shouldn't it?
not only that, 830PM in melbourne in november is always still bright, but not in brisbane... it's all dark already. we even can see a bridge full with light from the sky (later i know that it is known as riverpark bridge). lastly, the weather is hot!!! i can feel that my sweat came out from my skin.
soon as we grabbed our luggages, we went to avis car rental to pick up a car that we booked before. then, off we went to our motel in the brisbane city. the motel is brisbane manor motel, which is recommended by 'lonely planet' book as a great place to escape and rilex for the travellers. with a room with queen size mattress, it made us quite uncomfortable to sleep. but since, all budget motels were fully booked during the weekend, we didn't have enough choices. luckily, we stayed there for only 1 night.
for the next 2 days, we stayed in another hotel in the suburb that much much bigger and better than the first one.
Tuesday, November 27, 2007
rose garden
mornington peninsula
tapi secara hujan yang mengguyur melbourne dari pagi hari, membuat dina mengurungkan niatnya. sementara kalo untuk kami, rencana jalan terusss :)
geelong
kryal castle
sovereign hill
tulip festival
ke adelaide
ga apa2 deh, inipun at a glance doang, insyaallah ntar kalo udah bener2 bebas dari tugas kuliah bakal dilengkapi deh...
city-nya sih sepi, tapi nyaman!
dibandingkan canberra yang juga sepi, gw lebih prefer di adelaide karena bentuk jalannya masih lurus2 aja (kalo canberra kebanyakan melingkar2nya, bikin pusing hehehe).
cuman 2 hari di adelaide.
hari pertama, diajakin fika ama toni jalan2 di sekitar uni adelaide (yang ternyata lambang uni-nya adalah singa ala gryffindor), yang letaknya di tengah city. sebelon dianterin jalan2 ama fika & toni, aku juga udah lewatin itu gedung, kupikir gereja, abis bangunannya ya gitu deh... mirip2 ama gereja jamdul di melb.
abis dari uni adelaide, jalan2 ke torrens river di belakang uni adld, liat bebek warna item dan beberapa pasangan yang lagi ngadain foto2 pre-wedding di seputaran sungai dan uni adld.
capek jalan2 dan juga udah hampir bedug maghrib, akhirnya kami meluncur ke rumah-nya naldi buat buka puasa bersama... alamakjannn. .. lebih rame di rumahnya naldi deh daripada di city-nya ;).
ketemu manik juga di rumah naldi (juga nina/6m1 dan ibnu/6m5).
ternyata ya friends... naldi bikin barbeque sate yang enakkk banget.
(wah, ntar2 kalo kamu ke melb lagi dan makan di nelayan, kayaknya ga perlu repot2 pesen sate ayam-nya nelayan... secara sate ayam bikinanmu (or istrimu nih) lebih enak lho!)
capek hahahihi, akhirnya kita2 pada bubaran... kecuali toni kalie, yang bantu beres2 di rumah naldi ampe menjelang sahur.
hari kedua.
pagi2 ibnu udah dateng. disusul ama rombongannya fika, toni, naldi & his junior (ario).
kita pada sepakat ke victor harbour. bagus kok pemandangannya, secara itu harbour nyambung ama sebuah pulau yang isinya batu2an semua... jadi serasa di ayers rock.
tapi anginnya booo... kalah deh storm di melb :).
seusai dari victor harbour, kita semua pada pisahan... adelaiders pada balik ke city, sementara aku lanjooot ke hahndorf, ke kampung jerman. konon kabarnya sih, itu kampung jerman terbesar dan tertua di adld (or di oz ya... lupa!). seru juga sih, karena ada music live-nya yang kedengeran sepanjang jalan dari ujung ke ujung. sayang tukang foto yang bisa foto pake baju-nya kaum arya itu tutup, ga bisa foto2 deh...
abis itu... siap2 lagi deh... perjalanan non-stop 8 jam menuju melbourne!
Friday, October 26, 2007
Biji Kebijaksanaan
Dan semalam, 25 Oktober 2007, adalah sebuah pesta terakhirku di AusAID student club.
Sebuah klub pelajar dari berbagai negara berkembang yang berhasil memperoleh beasiswa dan berkesempatan memperdalam pengetahuan di Australia.
Dimulai bulan Juni 2006, sebenarnya programku baru resmi berakhir akhir Desember 2007. Tapi berhubung majority students akan melangsungkan ujian di bulan November and jadwal pulang yang tidak serempak, alhasil diputuskan untuk memajukan farewell party di akhir bulan Oktober. Yah, sekalian refreshing sebelum ujian gitu deh…
Semacam reuni bagi angkatan winter 2006, karena mayoritas dari kami memang memperoleh jatah beasiswa selama 18 bulan.
Meluapkan ingatan di awal2 masa kedatangan untuk mengikuti orientasi kampus selama 6 minggu; merasa asing satu sama lain, mencoba berbagi semua informasi, berusaha untuk survive di tengah dinginnya winter yang biasanya berkisar antara 2-14 derajat celsius, saling menemani mencari akomodasi dan berbagai isinya...
Seusai masa orientasi itu berakhir dan kami berpisah menuju kampus masing2, komunikasi yang paling efektif bagi kami adalah bertukar kabar melalui e-mail, itupun mempergunakan fasilitas mailing list.
Alasan keterbatasan waktu dan kesibukan di masing2 fakultas menjadi penghalang bagi kami untuk bisa menikmati kebersamaan seperti pada masa2 orientasi.
Aih, begitu cepat rasanya waktu berlalu.
Semalam, hampir 17 bulan berlalu setelah masa2 orientasi itu, sudah tidak ada lagi rasa aneh pada semua wajah2 yang dulu terasa asing. Obrolan ringan tentang jadwal kepulangan, subject terakhir, exam, assignment, dan berbagai rencana di masa yang akan datang mengalir silih berganti.
Ada rasa bahagia diantara kami, juga rasa sedih, cemas dan bercampur rasa bangga dan terharu. Terlalu sulit untuk bisa menjelaskan bagaimana perasaanku ketika menerima segala rasa yang begitu berbeda dalam sebuah kesempatan.
Lebih terharu lagi ketika kami membaca sertifikat kehadiran sebagai penerima beasiswa.
Di situ tertulis:
“May the seeds of wisdom planted here grow into trees that will bear fruits of happiness and success in your life and bring prosperity to your country”.
Semoga berbagai suka dan duka menjalani masa belajar yang selama 18 bulan ini menjadi biji kebijaksanaan bagi kami untuk bisa dimanfaatkan dan memberi kebaikan bagi negara kami di masa yang akan datang. Semoga.
Wednesday, October 24, 2007
8 habits
mumpung itu proposal principles of international law baru di submit, dan bakalan nganggur selama 12 jam kedepan, aku mau review 8 habits seperti yang udah dilemparkan mba lita ama kak pipit kepadaku. nah... kelar sudah! |