jam 840,
ketika kereta depok express yang aku tumpangi itu sampe di stasiun juanda, aku merasa lapar dan ingin makan siomay yang ada di lantai 1 stasiun.
pas lagi menikmati brunch itu, dateng seorang anak perempuan kecil yang kumal dengan hiasan ingus kering di bawah hidungnya. si anak kecil itu bilang, 'minta duit', dan aku cuma memandang aja.
trus aku bilang, 'apa kamu laper? kalo mau siomay, aku beliin'
lama si pengemis itu mikir2, dan ketika aku udah hampir selesai makan, dia bilang, 'mau siomay'
aku jawab, 'bener nih mau siomay?' dan dibalas dengan anggukan kepala.
ya udah, aku minta si abang penjual siomay untuk bungkusin siomay buat pengemis kecil itu. sepintas aku dengar si abang penjual siomay bilang ke si pengemis kecil, 'kamu bilang terima kasih dong ama tante', tapi si pengemis dengan pongahnya hanya menerima bungkusan siomay dan berlalu.
hmm... aku sih udah sangat terbiasa dengan pengemis yang sombong gitu... yang abis dikasih sesuatu ga bilang makasih sebagai tanda dia mensyukuri rejeki. apa emang seperti itu ya mental para pengemis? atau aku salah berharap bahwa setiap orang -siapapun dia- harus punya etika dan sopan santun?
kata2 santun seperti "maaf", "tolong", dan "makasih" sepertinya udah seperti bahasa yang asing buat kebanyakan orang2 seperti si pengemis kecil itu...
1 comment:
desperate ya jeng klo liat kondisi spt ini ...
Post a Comment