Thursday, September 25, 2008

Napak Tilas dari Stasiun Jakarta Kota ke Tanjung Priuk

24 Agustus 2008

5am

Bangun pagi2, rebus air buat mandi, shalat, trus leyeh2 sembari nunggu rebusan air panas.

530

Mandi dan siap2 menuju stasiun. Deana ikutan bangun, jadilah ngurusin Deana dulu, kemudian Deana ikut ngantar aku ke stasiun.

615

Sampai di tempat penitipan motor, jalan ke stasiun, beli tiket KRL ekonomi, nunggu bentar di peron. Ga lama kereta datang.

Kereta penuh dengan ibu2 dan bapak2 yang berpakaian putih2. Oalah, mereka niat mau ikutan dzikir di masjid Istiqlal. Yah, alamat berdiri sampe di Stasiun Juanda deh... Tapi engga ding, setelah Pasar Minggu aku dapat duduk kok.

730

Kereta sampai di Stasiun Kota. Foto2 landscape Stasiun Kota. Menuju ke Ruang Humas PT KA Jabodetabek.

Ketemu Erwin (after soooo long), Aims, Imat, dan banyak lagi wajah2 baru dari milis KRL-Mania yang baru kukenal saat daftar ulang sebagai peserta Napak Tilas.

750

Baris sesuai group. Briefing dari Pak Dirjen (lupa deh Dirjen apaan).

Dijelaskan bahwa tujuan Napak Tilas adalah untuk melihat kondisi nyata rel kereta (dan kehidupan di sekitar rel, tentunya) antara Stasiun Jakarta Kota dan Tanjung Priuk dan memberikan sosialisasi pada masyarakat yang tinggal di sepanjang rel bahwa lintasan tersebut masih diperlukan (yang kasih sosialisasi tentu saja dari PT KAI, kita sih penggembira aja).

Rencananya, jalur Kota – Tanjung Priuk akan dibuka kembali di tahun 2009, sehingga perlu mensosialisasikan dan menertibkan penduduk yang berada dan tinggal di pinggir rel tersebut.

805

Napak Tilas dimulai.

Rute yang ditempuh: Kota – Kampung Bandan – Ancol – Tanjung Priuk.

Cuma ada 2 pos: Pos Stasiun Wisata Ancol dan Pos Stasiun Tanjung Priuk.

’Hanya’ 4 stasiun yang dilewati dengan jarak tempuh 8.1km.

Udara panas.

Jalanan rel yang dilewati sangat padat dengan penduduk dengan suasana yang kumuh dan bau tidak menyenangkan. Tapi herannya mereka yang duduk2 di depan rumah mereka yang benar2 dipinggir rel itu, happy2 aja tuh, malah banyakkk banget anak2 yang pada lari2 kesana kemari dengan jeritan kegembiraan khas dunia anak2.

930

Sampai di Pos Stasiun Wisata Ancol. Rehat sebentar, dengan ditemani risol yang rasanya asin. Aims menawarkan untuk melanjutkan perjalanan dengan menumpang Kopaja/Metro Mini yang langsung ditolak oleh segenap warga milis KRL-Mania.

940

Melanjutkan perjalanan ke Pos Stasiun Tanjung Priuk.

Sepanjang jalan, disuguhi pemandangan yang tidak jauh berbeda dengan perjalanan dari Stasiun Kota – Ancol, tambahannya adalah banyaknya kambing yang hidup di sepanjang lintasan rel kereta. Sepertinya kambing2 itu dipelihara oleh penduduk yang memang tinggal di pinggir rel. Hmm, live even harder if you must share your house with goats. Kambing2 itu, tentu saja, kesulitan mencari rumput segar. Sebagai gantinya, mereka mengais makanan di tempat2 penimbunan sampah yang tidak sulit dijumpai sepanjang jalan.

1000

Berhenti sebentar, sembari melihat penggusuran yang dilakukan oleh aparat PT KAI kepada penduduk yang menghuni lahan di pinggir rel. Antara kasihan dan hasrat untuk menegakkan hukum bagi kepentingan masyarakat. Semoga penduduk2 liar itu juga bisa memahami keinginan PT KAI untuk bisa memberikan pelayanan yang lebih baik.

1010

Jalan lagi. Sepertiga nafas...

Melintasi jembatan yang rusak, bukannya takut akan jatuh ke air, tapi merasa jijik aja kalau memang ternyata harus kecemplung ke air yang hitam, kotor, dan bau.

1050

Sampai di Pos ’bayangan’, dimana ada seorang petugas PT KAI yang membagi2kan kupon door prize.

1105

Yippieee... Akhirnya sampai juga di Stasiun Tanjung Priuk. Genap sudah perjalanan kakiku sepanjang 8.1km ini yang menempuh waktu kurang lebih 3 jam.

Gambaran umum stasiun: arsitektur yang oldies, peninggalan Belanda, 6 jalur. Layak-lah jadi stasiun yang aktif.

1115

Makan siang dengan nasi kotak. Menu masakan Padang. Semua makanan terasa nikmat dimakan kalau perut lagi lapar. Setiyo dari milis KRL-Mania mengisi kekosongan waktu dengan membaca puisi.

1120

Ada kereta masuk. Kereta tersebut disediakan untuk mengangkut para peserta Napak Tilas kembali ke Stasiun Kota. Thanks Goddd, jadi kita ga perlu balik dengan berjalan kaki.

1130

Pemutaran film dokumenter tentang Stasiun Tanjung Priuk. Siapa sangka kalau stasiun ini dulu adalah stasiun transit para bule londo yang mau pulang mudik pakai kapal api.

Sekarang, kondisinya menyedihkan, karena memang tidak terawat dan tidak dipakai secara optimal.

1145

Bagi2 door prize. Hadiahnya tiket abonemen KRL AC Ekonomi untuk bulan September (10 buah), tiket Argo Gede (2 buah), dan tiket Argo Bromo (1 buah). Seperti biasa, karena bukan garis tanganku sebagai pemenang gratisan, aku ga dapet door prize.

1200

Penutupan.

Menumpang kereta untuk balik ke Stasiun Kota.

Rute yang ditempuh: Tanjung Priuk – Rajawali – Kemayoran – Senen (berhenti 20 menit) – Kemayoran (lagi) – trus bablas ke Kota.

1300

Mengakhiri perjalanan di Stasiun Kota.

In general, I’m happy to do Napak Tilas, but if somebody asks me to join in again, maybe I better to say no… hehehe...

Dengan menumpang mobil Teguh, aku melanjutkan perjalanan ke Bintaro, ke rumah mertua, dimana Mufti, Dhevi dan Deana beserta seluruh saudara2nya Mufti lagi kumpul2 menjelang puasa. Ngobrol2 sana sini, back to Depok jam 1800, mampir Indomaret buat beli roti untuk bekal sekolah 2D, dan akhirnya sampai di rumah lagi dengan selamat jam 20an.

Hmm, what a long day! Thanks God, because He gives me strength and health that makes my activity runs well.

No comments: