Wednesday, July 02, 2008

hikmah sekolah

seusai tugas belajar dan balik lagi ke depok, diiringi kegembiraan yang meluap-luap (hiperbol mode on), aku menghubungi hampir seluruh teman2 lamaku. sekedar basa-basi bertukar kabar atau ada misi khusus untuk beberapa orang yang aku hubungi. seperti misalnya si X yang dari dulu selalu meremehkan kemampuan berfikirku, yang ketika ketemu akhirnya hanya sekedar haha-hihi aja, tanpa memberikan kritik atau sanggahan apapun, seperti yang biasanya dulu dilakukan. ya sudahlah, mengutip kata pembimbing kejiwaanku, ‘mungkin begitulah cara2 orang inferior untuk survive’.

tapi pembicaraanku dengan seorang teman lama yang sudah senior, membuatku harus selalu teringat dengan ilmu padi, yang semakin merunduk ketika ‘isi’nya semakin penuh. setelah bertukar kabar, temanku itu sempat bertanya (so far belum pernah ada yang menanyakan hal ini ke aku), ‘apa sih hikmahnya sekolah lagi buat kamu?’
wah, banyak dong hikmahnya… yang jelas sih mikirnya jadi lebih kritis dan multi dimensional, lebih ekspresif, lebih dekat ama keluarga, dll dll deh, but above all, yang jelas hikmah yang paling mendalam yang bisa diambil adalah… pentingnya teamwork dalam sebuah keluarga untuk mencapai tujuan.
teman seniorku itu menyatakan suka-cita-nya ketika aku mengatakan hal tersebut. mungkin aku masih terlalu muda ya untuk mengerti kenapa temanku itu begitu senang mengetahui kalau aku tidak ‘melupakan’ peran keluarga.
dalam pandangannya, beliau menganggap bahwa aku sedang mengalami proses transformasi untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, yaitu perempuan yang selalu menghargai suami and put family before everything.

tapi kalo dipikir2 lebih lanjut, memang benar kok kalo kebahagiaan dalam keluarga itu bisa menentukan keberhasilan kita di luar rumah. seingatku, waktu aku mau melamar beasiswa ke luar negeri dan mufti menyatakan ga mau ikut menemaniku sekolah, maka sekeras apapun usahaku dalam memperoleh beasiswa, hasilnya ga tembus juga. tapi begitu mufti bersedia menemaniku, terlepas dari jurusan/uni/negara apa yang aku pilih, ajaib-nya jalan untuk dapat beasiswa itu ada lho, dengan restu Tuhan tentunya.
jadi kesimpulanku, apapun yang akan aku lakukan, jangan lupa minta persetujuan suami!

No comments: