Tuesday, June 10, 2008

Jalan Menuju Sufi

Akhir2 ini sering mati lampu di Depok. Mending kalo mati lampunya malam atau dini hari, tapi biasanya mati lampu dari pagi ampe sore, walaupun ga terus2an, tapi kadang2 nyala 1 jam terus mati lagi 3 jam. Sebel deh.
Hari Sabtu kemarin, lampu mati lagi. Aduh, mana lagi males keluar rumah (dengan alasan macettt dimana2), jadilah aku terperangkap di rumah sendiri.
Mau beres2 rumah males, mau masak lagi ga mood, mau tidur kepanasan, yah akhirnya pasrah dengan melakukan kegiatan yang beberapa waktu lalu wajib kudu harus dilakukan, yaitu membaca buku!
Halahhhh, kok ya males banget ya untuk memulai membaca buku teks.
Udah gitu baru beberapa halaman langsung berasa mulai ngantuk, apalagi ada istilah yang aku lupa apaaa gitu ya artinya.

Buku teks yang aku baca adalah buku tentang sejarah Indonesia modern.
Di halaman2 awal, udah ada kata2 “kaum sufi dianggap sebagai kaum yang bertanggung jawab dalam penyebaran agama Islam”. Aku familiar dengan istilah itui tapi kok mendadak lupa apa itu definisi kaum sufi.
Ah, sms Rofii aja deh, soulmate-ku ketika lagi sama2 menimba ilmu di Law Faculty-nya Melbourne Uni, untuk tanya apa sih kaum sufi itu?
Ga berapa lama, Rofii membalas sms-ku itu dengan telefon.
Kalimat yang muncul dari seberang sana adalah: “Wah, tumben nih tertarik ama dunia Islam. Dalam rangka apa pengen tau tentang kaum sufi?”
Ih, sebel! Aku jawab, “Dalam rangka bete nih mati lampu, trus baca2 buku yang ngebahas kaum sufi, dan mendadak aku lupa siapa itu kaum sufi.”
Lalu, mengalirlah cerita tentang sufism, berikut tasawuf dan tarekat yang menjadi kegiatan dan organisasi kaum sufi. Intinya sih, kaum sufi itu adalah kaum yang selalu ingin mendekatkan diri dengan Allah, dengan cara selalu berdoa (panjang deh kalo diceritakan secara rinci dan mendetail).
Di akhir telefonnya, Rofii menasehatiku, “makanya, kalo mau hidup tentram, contoh dong gaya hidup kaum sufi”. Dalam hal ini adalah gaya hidup yang lebih banyak pasrahnya (walaupun pakai logika juga dong ah), sering2 melakukan meditasi dan instropeksi diri, menahan hawa nafsu, dll dll deh…

Kalo dipikir2, emang bener apa yang dijelaskan Rofii panjang lebar, tapi menjalaninya merupakan suatu tantangan yang berat. Semua itu kan harus dilatih, harus dibiasakan dari sekarang. Moga2 di masa yang akan datang, aku juga bisa jadi -apa ya- bukan kaum sufi sih (karena kriteria2nya juga cukup berat buatku yang -mengutip istilahnya Dina- adalah seorang ‘muslim otonom’ hehehe), tapi jadi orang yang lebih baik lagi dibandingkan sekarang.

1 comment:

Air Setitik Team said...

Please update and visit our site at http://airsetitik.co.cc